Namun saat ini jumlah anak muda yang menggeluti kain tenun Troso semakin berkurang. Regenerasi penenun kain Troso semakin sedikit atau berkurang. Salah satu penyebabnya adalah munculnya beberapa perusahaan garmen di Jepara.
Ketua Pokdarwis Desa Wisata Tenun Troso, Bukhori mengatakan beberapa perusahaan tenun di Desa Troso sudah mulai kehilangan regenerasi penenun. Banyak pemuda yang beralih bekerja di perusahaan garmen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya jumlah penenun yang saat ini ada 60 persen. Sebagian besar didominasi oleh kalangan tua. Sedangkan sisanya dari generasi muda. Mereka bukan asli dari Desa Troso, tetapi beberapa diantaranya dari Desa Ngeling, Dongos dan Sowan.
"Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, padahal tenun Troso ini perlu keberlangsungan produksi," lanjutnya.
Menurutnya, pelaku tenun terus berupaya membentuk paguyuban yang mewadahi generasi penenun muda. Hal ini guna melakukan pembinaan berkala.
"Dari kecil kami biasakan mereka untuk menyukai dulu tentang tenun. Tahap selanjutnya mereka akan dibiasakan untuk berkreasi, sehingga menghasilkan produk tenun yang selalu selaras dengan perkembangan jaman," tambahnya.
Selain tantangan regenerasi kata dia, perajin tenun Troso juga menghadapi tantangan pengembangan motif.
"Saat ini corak motif menjadi hal yang perlu dikembangkan," tandasnya. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini