Warga dan wisatawan yang ingin memperebutkan sudah menunggu berjam-jam sejak pagi untuk menunggu Grebeg Sawal. Gunungan yang tersusun dari berbagai bahan makanan, menjadi fokus para wisatawan.
Gunungan jaler (laki-laki) disusun dari bahan makanan mentah, seperti cabai, kacang panjang dan terong. Sedangkan gunungan estri (wanita) disusun dari makanan matang, seperti rengginang atau makanan yang terbuat dari beras ketan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai bacaan doa selesai, masyarakat langsung menggeruduk gunungan jaler. Sedangkan gunungan estri dibawa kembali ke keraton untuk dibagikan di sana.
Seorang wisatawan asal Jakarta, Firman, turut berebut gunungan di depan Keraton Kasunanan Surakarta. Dia mengaku senang bisa mendapat sebagian makanan pada gunungan.
"Ini dapat rengginang. Saya enggak paham sih buat apa. Seneng aja ikut-ikutan rebutan tadi," katanya.
Sedangkan seorang warga sekitar, Partinah, mengaku tidak pernah melewatkan momen berebut gunungan Keraton Kasunanan Surakarta. Memperoleh sebagian dari gunungan dipercaya bisa memberikan tuah tersendiri. "Ngalap berkah ini. Semoga rezekinya lancar," tuturnya.
Grebeg Sawal merupakan tradisi Keraton Kasunanan Surakarta yang digelar memperingati Hari Raya Idulfitri. Sawal merupakan nama bulan dalam kalender Jawa, atau Syawal dalam kalender Hijriyah.
Dalam setahun, Keraton Kasunanan Surakarta mengeluarkan gunungan sebanyak tiga kali. Selain Grebeg Sawal, kemudian Grebeg Mulud pada peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Grebeg Besar pada Hari Raya Idul Adha. (bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini