Bantuternak, Aplikasi Ciptaan Mahasiswa UGM untuk Peternak Sapi

Bantuternak, Aplikasi Ciptaan Mahasiswa UGM untuk Peternak Sapi

Sukma Indah Permana - detikNews
Senin, 05 Jun 2017 19:03 WIB
Mahasiswa UGM mempresentasikan Aplikasi Bantuternak. Foto: Sukma Indah Permana
Yogyakarta - Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan aplikasi investasi sosial berbasis peternakan bernama Bantuternak. Bantuternak merupakan platform yang bisa mempertemukan peternak sapi dengan investor.

Terdapat 4 mahasiswa yang tergabung dalam kelompok ini. Mereka adalah Ray Rezky Ananda (Fakultas Peternakan), Hanifah Nisrina (Fakultas Kedokteran Hewan) serta Ayub dan Fata (Fakultas Teknik) telah menciptakan aplikasi ini melalui ajang Innovative Academy. Program ini merupakan inkubasi level kampus yang dikelola oleh Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM dengan Kibar.

Aplikasi Bantuternak ini juga menjadi The Best-3 Start-Up Innovative Academy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuan dari adanya aplikasi ini yaitu untuk membantu peternak mendapatkan modal awal serta dilengkapi dengan pendampingan, khususnya peternak sapi potong.

Ray yang juga sebagai CEO Bantuternak mengatakan bahwa aplikasi ini diciptakan sebagai wujud keprihatinannya melihat kondisi peternak di Indonesia. Menurut pengamatannya, jumlah peternak sapi potong yang ada semakin turun dari waktu ke waktu.

"Salah satu faktor menurunnya jumlah peternak disebabkan oleh sulitnya peternak mendapatkan modal untuk membeli anakan sapi. Ketidakseimbangan pasokan daging menyebabkan fenomena impor sapi dari luar negeri justru meningkat," ulas Ray.

Pembuatan aplikasi ini memakan waktu 4 bulan untuk tahapan riset lapangan oleh Ray dan Hanifah. Kemudian Ayub dan Fata sebagai developer merancang aplikasi tersebut dan dirilis di Google Playstore pada Januari 2017.

Pengguna aplikasi Bantuternak dapat berinvestasi mulai dari Rp 10 ribu. Investasi yang terlah tercukupi akan disalurkan ke peternak untuk membeli sapi dan pakan.

"Sekitar 5 bulan, tim Bantuternak akan mendampingi peternak dalam proses penggemukan serta pembaruan berita kepada investor," imbuhnya.

Setelah selesai periode pemeliharaan, sapi akan dijual dengan pendampingan tim Bantuternak. Keuntungan dari penjualan tersebut akan dibagi hasilnya antara peternak dan pemodal.

"Hasil keuntungan pemodal dapat digunakan untuk berinvestiasi ke peternak lain atau dicairkan melalui transfer bank," ujar Ray.

Saat ini Bantuternak fokus pada peternak di Dusun Plemandu, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Bantul. Pemilihan daerah itu, kata Ray, berdasarkan pada potensi kualitas sapi potong dan ketersediaan sumber daya alam yang memadai.

"Bantuternak saat ini telah bekerjasama dengan lebih dari 30 investor. Proses bantu-membantu peternak ini diharapkan dapat berkelanjutan dalam rangka swasembada daging 2020 dan meningkatkan ekonomi peternak desa secara mandiri," ulas Ray. (sip/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads