Pemblokiran jalan dilakukan Jumat (26/5/2017) siang. Selain menutup akses jembatan di atas dam itu, warga juga membakar ban bekas sehingga tidak ada kendaraan satu pun yang bisa melintas. Beberapa spanduk bertuliskan penolakan warga tampak dibentangkan di sisi-sisi jembatan.
Kepala Desa Somokaton, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Noto Sukirno, mengatakan aksi penutupan akses jalan diikuti oleh ribuan warga dari lima dusun di desanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, terdapat lima dusun yang sudah merasakan dampak dari kegiatan penambangan alat berat berupa krisis air. Kelima dusun itu adalah Dusun Somokaton, Banaran, Kricak, Canggalan, Madesan dan Pakunden, Desa Somokarto, Kecamatan Ngluwar.
"Kondisi ini disebabkan karena penambangan pasir dengan alat berat di Kali Krasak sudah mencapai kedalaman 10 meter. Dampaknya, permukaan air menjadi turun. Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus, jelas akan mematikan petani," ungkapnya.
Camat Ngluwar, Kunta Hendradata, juga menegaskan penambangan dengan alat berat sangat berdampak terhadap kerusakan lingkungan, pertanian, dan sumber mata air warga. "Selain itu, infrastruktur jalan juga akan mengalami kerusakan nantinya," tuturnya.
Aksi tersebut mendapatkan pengamanan dari aparat kepolisian dibantu personil TNI. Setelah menyampaikan aspirasi, warga langsung membubarkan diri dan membersihkan puing bekas ban terbakar dan ranting kayu penutup jembatan.
Setelah sebelumnya sempat terhenti, arus lalu-lintas dari Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ke Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman, Yogyakarta maupun sebaliknya bisa kembali berjalan lancar seperti biasa. (mbr/mbr)











































