IAIN Surakarta Heran Ada Massa Tolak Bedah Buku di Kampusnya

IAIN Surakarta Heran Ada Massa Tolak Bedah Buku di Kampusnya

Bayu Ardi Isnanto - detikNews
Selasa, 09 Mei 2017 13:17 WIB
Aksi tolak bedah buku di IAIN Surakarta (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom)
Sukoharjo - Ratusan massa menolak acara bedah buku 'Islam Tuhan, Islam Manusia' di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta. Pihak penyelenggara justru heran dengan aksi itu, karena tujuan bedah buku itu adalah murni bertujuan untuk kajian akademik.

Bedah buku tersebut digelar di kampus IAIN Surakarta di Kartasura, Sukoharjo, Selasa (9/7/2017), dengan menghadirkan Haidar Bagir, penulis buku, sebagai salah satu pembicara.

Penolakan yang dilakukan massa yang menyebut diri sebagai Perhimpunan Pecinta Keluarga Nabi (PPKN) itu karena menilai Haidar Bagir sebagai penganut paham syiah. Buku yang ditulisnya pun dinilai berisi pemahaman yang tidak sesuai dengan pemahaman Islam secara umum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sama sekali tidak ada niat menyerbu IAIN. Ini sebagai pembersihan IAIN dari tokoh syiah Indonesia. Tidak pantas dia diberi panggung oleh IAIN. Bukunya pun tidak ilmiah, sehingga tidak layak didiskusikan," kata Sekjen DSKS, Tengku Azhar.

Pihaknya mengaku telah berdialog dengan pimpinan IAIN untuk membatalkan acara bedah buku. Namun acara tersebut tetap berjalan sesuai rencana.

Ditemui terpisah, Ketua Dema IAIN Surakarta selaku penyelenggara acara, Huda Rahman Hakim, mengatakan pihaknya tidak memiliki alasan khusus dalam memilih buku yang menjadi kontroversi itu. Dia pun mengaku tidak mengira akan mendapat penolakan seperti itu.

"Tidak ada alasan khusus. Buku ini kan buku baru, roadshow juga sudah dilakukan di UIN Yogyakarta, Semarang, Rembang. Di kampus lain itu aman-aman saja. Kita berkacanya di situ. Ini murni bertujuan untuk kajian akademik," tuturnya.

Sedangkan dalam diskusinya, Haidar menampik isu yang mengatakan dirinya adalah pengikut ajaran syiah. "Mana mungkin, saya besar dekat dengan lingkungan NU. (Kepada sahabat nabi), saya selalu menyebut dengan sebutan sayidina, Sayidina Umar, Siti Aisyah, Sayidina Abu Bakar," katanya. (mbr/mbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads