Bedah buku tersebut digelar di kampus IAIN Surakarta di Kartasura, Sukoharjo, Selasa (9/7/2017), dengan menghadirkan Haidar Bagir, penulis buku, sebagai salah satu pembicara.
Penolakan yang dilakukan massa yang menyebut diri sebagai Perhimpunan Pecinta Keluarga Nabi (PPKN) itu karena menilai Haidar Bagir sebagai penganut paham syiah. Buku yang ditulisnya pun dinilai berisi pemahaman yang tidak sesuai dengan pemahaman Islam secara umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya mengaku telah berdialog dengan pimpinan IAIN untuk membatalkan acara bedah buku. Namun acara tersebut tetap berjalan sesuai rencana.
Ditemui terpisah, Ketua Dema IAIN Surakarta selaku penyelenggara acara, Huda Rahman Hakim, mengatakan pihaknya tidak memiliki alasan khusus dalam memilih buku yang menjadi kontroversi itu. Dia pun mengaku tidak mengira akan mendapat penolakan seperti itu.
"Tidak ada alasan khusus. Buku ini kan buku baru, roadshow juga sudah dilakukan di UIN Yogyakarta, Semarang, Rembang. Di kampus lain itu aman-aman saja. Kita berkacanya di situ. Ini murni bertujuan untuk kajian akademik," tuturnya.
Sedangkan dalam diskusinya, Haidar menampik isu yang mengatakan dirinya adalah pengikut ajaran syiah. "Mana mungkin, saya besar dekat dengan lingkungan NU. (Kepada sahabat nabi), saya selalu menyebut dengan sebutan sayidina, Sayidina Umar, Siti Aisyah, Sayidina Abu Bakar," katanya. (mbr/mbr)