Warga Dusun Sengir banyak menerima telepon dari keluarga di perantauan. Begitu pula dengan aparat desa. Dering telepon para aparat Desa Kalirejo, hari itu, tak berhenti berbunyi.
"Dari berbagai pihak menanyakan kabar desa kami. Ya kami klarifikasi, tidak terjadi apa-apa," ujar Penanggung Jawab Pedukuhan Sengir Setya Wahyudi saat ditemui di Kantor Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kulon Progo, Kamis (30/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai pertanyaan dan keresahan membuat warga Dusun Sengir memutuskan untuk menggelar pertemuan.
Musyawarah warga di Balai Dusun Sengir dihadiri sejumlah aparat desa. Hingga sepekan kemudian, Kepala Desa Kalirejo, Lana menyampaikan bahwa pihaknya telah menemukan pelaku penyebar berita hoax tersebut.
"Lalu ada rapat warga lagi, Jumat (24/3). Di situ ada beliau (penyebar hoax) dihadirkan. Ada juga perwakilan dari kepolisian, Pak Lurah (hadir)," imbuhnya.
Di pertemuan itulah, seorang guru sekolah menengah pertama yang dihadirkan oleh Lana, menyampaikan pengakuan, penyesalan, dan permintaan maaf di hadapan para warga.
"Menurut pengakuannya, pesan itu didapat dari orang lain lalu dia kirim ke grup, ditanyakan apakah benar atau tidak," kata Yudi.
Yudi menceritakan musyawarah berjalan lancar dan penuh kekeluargaan. Permohonan maaf diterima, dan maaf diberikan oleh warga kepada penyebar hoax.
Namun, agar menjadi pembelajaran di masa depan, warga menyampaikan sebuah sanksi. Warga meminta agar penyebar hoax mengurus perizinan lampu penerangan jalan umum di dusun mereka.
"Warga, ada generasi muda juga, yang mengatakan ingin agar beliau (penyebar hoax) mengurus izin lampu jalan," jelas Yudi.
"Tadinya beliau bilang ingin membelikan, tapi warga tidak mau. Kan efeknya beda, selain itu kami ingin penerangan jalan yang resmi dari pemerintah dan PLN," imbuhnya.
Yudi menilai hal ini bukan saja menjadi pelajaran bagi satu orang, tapi untuk semua masyarakat. Menurutnya kemudahan komunikasi dan teknologi harus dimanfaatkan dengan penuh tanggung jawab.
"Ini pembelajaran buat masyarakat juga. Kalau saya, intinya ini bahan pembelajaran. Kadang kala kita menggunakan teknologi tapi lupa di dalamnya ada yang harus kita pertanggungjawabkan," jelas Yudi.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini