"Kalau dibanding tahun lalu, jumlah pengunjung naik sekitar 100 persen. Lebih banyak dari tahun lalu," kata Ketua Panitia DCF 2014, Alif Faozi kepada wartawan, Minggu (31/8/2014).
Indikator yang dapat menjadi acuan salah satunya adalah kepadatan jumlah kendaraan yang memasuki komplek Desa Dieng Kulon hingga menyebabkan kemacetan parah disekitar lokasi tersebut. Bahkan pihaknya mengaku masih perlu banyak evaluasi yang harus dilakukan agar penyelenggaraan DCF tahun depan bisa lebih baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara menurut salah satu pengunjung asal Jakarta, Cahyadi (27) mengaku kurang puas dengan penyelenggaraan DCF 2014. Meskipun dirinya sangat tertarik dengan tradisi pemotongan rambut gimbal anak-anak di Dieng, dari segi penyelenggaraan masih banyak yang harus diperbaiki. Apalagi saat dirinya membandingkan acara di Dieng dengan festival yang hampir sama di candi Borobudur.
"Penyelenggaraannya harus diperbaiki lagi, terutama soal perbedaan antara tiket VVIP dan VIP," ujar dia.
"Saya terus terang belum pernah datang ke sini (DCF). Tahun lalu saya pernah datang ke festival di Borobudur dan itu berantakan, tapi kalau dibandingkan dengan di sini, lebih berantakan ini," tuturnya.
(arb/try)