Namun desain yang dibuat Nyoman kini menuai pro dan kontra dari sejumlah kalangan, khususnya dari kalangan arsitek.
Saat berbincang dengan detikcom di NuArt Sculpture Park Jalan Setra Duta Raya, Ciwaruga, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Nyoman menceritakan awal mula dirinya dipilih untuk mendesain istana negara ibu kota negara di Kalimantan Timur.
"Jadi gini saya dulu itu ikut sayembara, ada arsitek 4 orang dan saya 1. Dapat tugas dalam waktu 10 hari membuat 12 desain, itu 2 tahun lalu ya. Setelah 10 hari kita diminta presentasi di Kementerian PUPR," kata Nyoman belum lama ini.
"Setelah presentasi kita pulang semua desain kita serahkan, kurang lebih ada setahun baru ada kabar bahwa Pak Nyoman diminta desain di sana (ibu kota negara)," ujar Nyoman menambahkan.
Menurutnya saat itu yang memilih untuk menjadi pemenang dalam sayembara desain istana negara ibu kota baru ialah Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung.
Mendapat kabar dirinya memenangkan sayembara itu, Nyoman kemudian membuat desain dasar dengan melibatkan puluhan tenaga ahli mulai dari arsitek, ahli konstruksi jembatan, ahli jalan dan masih banyak lagi.
"Yang terlibat ada puluhan ahli, ahli jalan jembatan landscape interior lengkap lah sesuai persyaratan. Termasuk ahli dalam bidang green building," ungkapnya.
Namun setelah memenangkan sayembara itu, desain yang Ia gagas rupanya mendapat kritik dari kalangan arsitek di tanah air.Ia mengungkapkan dalam kritikan itu ada anggapan jika seorang seniman patung dianggap tidak layak untuk mendesain sebuah projek sebesar ibu kota negara.
"Sebagian arsitek ini barangkali kurang baca sejarah atau gimana. Yang namanya arsitek itu yang terkenal dengan bukan latar belakang arsitek banyak sekali, bapak pencakar langit di Amerika juga bukan. Ada seniman, macam-macam lah," ujarnya.
Nyoman juga mengomentari usulan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang meminta agar pembangunan ibu kota negara harus melalui kajian keilmuan yang komprehensif dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
Dengan tegas, Nyoman mengutarakan jika para arsitek ingin dilibatkan dalam pembangunan IKN, mereka harus bisa merebut posisinya sebagai pemenang sayembara.
"Jadi menang itu harus dipilih apalagi ini milik nasional. Enggak bisa dapat minta ikut terlibat. Saya ikut sayembara patung proklamator lawan yang hebat-hebat. Saya ecek-ecek masih mahasiswa duit aja gak punya tapi saya yang dipilih. Tapi orang marah kok mahasiswa bisa menang, loh yang menangin kan bukan saya, ini juga begitu pematung kok menang. Yang menangin kan bukan saya, memangnya saya jadi juri," pungkasnya.
Simak juga 'Ini Desain Istana Garuda di Ibu Kota Baru yang Diprotes Arsitek':
(bba/bbn)