Dua macan tutul yang masuk ke area perkebunan warga Desa Padahurip, Selajambe, Kabupaten Kuningan, dipastikan bukan berasal dari kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Hal itu diungkapkan Kepala Balai TNGC Teguh Setiawan. Menurutnya, jarak antara kawasan hutan Ciremai dengan lokasi kemunculan macan tutul di Selajambe berjarak cukup jauh.
"Nah kalau itu kan jauh dari Ciremai dari taman yang nasional, jadi dugaan kita bukan. Karena itu melewati jalan besar juga. Kecil kemungkinan macan tutul turun ke jalan," kata Teguh saat dihubungi detikcom, Jumat (11/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, menurut Teguh, macan tutul yang ada di TNGC saat ini diketahui ada satu ekor yakni bernama Slamet Ramadhan. Ia pun memastikan macan yang muncul ke kebun warga itu bukan Slamet Ramadhan.
"Untuk di TNGC yang tertangkap kamera baru Slamet Ramadhan. Kemungkinan dua ekor ini kita nggak bisa memastikan. Tapi yang pasti bukan dari Ciremai. Kalau Slamet itu kan ada kalungnya," tutur Teguh.
Kondisi Rasi Calon Ratu Rimba Gunung Ciremai
Saat ini Balai TNGC terus memantau kondisi Rasi, macan tutul betina yang bakal dijodohkan dengan macan jantan bernama Slamet Ramadhan. Menurut Teguh, macan Rasi sudah mulai bisa beradaptasi dengan alam gunung Ciremai.
"Rasi sehat, sudah mulai beradaptasi dengan kondisi di Ciremai," ujar Teguh.
Rasi masih menjalani proses habituasi sebelum nantinya dilepasliarkan pada Maret 2022. Soal macan Slamet Ramadhan, petugas masih menunggu macan tutul hitam itu masuk ke kandang jebak.
"Nanti sampai 1 bulan proses habituasi Rasi untuk adaptasi. Sambil menunggu itu sekaligus untuk menjadi daya tarik Slamet, karena mau kita lepaskan kalungnya kita ganti," ucap Teguh.
(bba/bbn)