Elang Brontok-Kukang Dievakuasi BKSDA Tasikmalaya di Awal 2022

ADVERTISEMENT

Kabupaten Tasikmalaya

Elang Brontok-Kukang Dievakuasi BKSDA Tasikmalaya di Awal 2022

Faizal Amiruddin - detikNews
Jumat, 11 Feb 2022 14:17 WIB
Polda DIY tangkap penjual hewan dilindungi elang brontok dan binturung, Rabu (14/4/2021).
Ilustrasi elang brontok (Foto: Jauh Hari Wawan S/detikcom)
Bandung -

Sebanyak 12 ekor hewan liar yang dilindungi berhasil dievakuasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah VI Tasikmalaya di awal tahun 2022 ini.

Hewan liar yang dievakuasi dan diserahkan atas dasar kesadaran pemeliharanya itu terdiri dari jenis kukang, elang, trenggiling, kucing hutan, buaya, dan ular sanca bodo.

Terakhir BKSDA Seksi Konservasi Wilayah VI Tasikmalaya berhasil menyelamatkan seekor Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus) dari warga Kampung Bunihurip, Sukapada, Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya bernama Dadan Firmansyah.

Awalnya satwa endemik dari pegunungan Cakrabuana ini didapat Dadan dari seorang warga tetangga desanya, tepatnya di daerah Kecamatan Ciawi.

Menurutnya Elang tersebut didapat warga dari kebun disekitar rumahnya yang diduga jatuh dari sarangnya.

"Saya tahu, elang tersebut adalah satwa yang dilindungi, makanya saya terpanggil ingin menyelamatkan elang dengan menemui pemiliknya," kata Dadan, Jumat (11/2/2022).

Kepala Resort XX Gunung Sawal Bidang KSDA Rendi Herdian yang mengevakuasi satwa langka tersebut mengungkap ia mendapatkan laporan Dadan melalui seorang kader konservasi yang aktif di Indonesian Animal Rescue (IAR) Ciamis.

"Kami mendapatkan laporan dari Kang Ilham, seorang kader konservasi, besoknya kami bersama tim mengevakuasi satwa tersebut sekitar pukul 16.00 sore dengan menggunakan kendaraan dinas yang dilengkapi sangkar dan sarung tangan," ungkapnya.

Rendi mengapresiasi kepada Dadan beserta masyarakat sekitar wilayah Gunung Cakrabuana yang telah menyelamatkan satwa langka dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Selama setahun menjalankan tugas menjadi kepala resort banyak dibantu oleh masyarakat, menurutnya kesadaran masyarakat di wilayah gunung Cakrabuana dan Gunung Sawal sudah tumbuh sehingga ia merasa terbantu.

Menurut dia, di wilayah Gunung Sawal pihaknya memiliki 33 desa binaan yang sudah memiliki rasa kepeduliannya akan pentingnya konservasi lingkungan.

"Dengan konsep leuweung hejo rahayat ngejo (hutan hijau rakyat sejahtera) kita selalu beriringan dan berdampingan," tuturnya.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah VI Tasikmalaya Tatan Rustandi mengakui dalam kurun waktu dua bulan terakhir pihaknya telah menerima penyerahan satwa liar dari masyarakat lingkup seksi konservasi wilayah VI Tasikmalaya sebanyak 12 ekor.

(yum/bbn)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT