Senja Penceramah Tua di Tasikmalaya, Katarak-Tinggal di Gubuk Sempit

Kabupaten Tasikmalaya

Senja Penceramah Tua di Tasikmalaya, Katarak-Tinggal di Gubuk Sempit

Deden Rahadian - detikNews
Kamis, 10 Feb 2022 15:14 WIB
Tolib (80) penceramah di Leuwisari, Tasikmalaya hidup prihatin di masa tuanya.
Tolib (80) penceramah di Leuwisari, Tasikmalaya hidup prihatin di masa tuanya. (Foto: Deden Rahadian/detikcom)
Tasikmalaya -

Mengabdi puluhan tahun, Seorang penceramah di Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat hidup serba prihatin. Tolib (80) dan istrinya Omah (60) menetap di gubuk kecil hanya berukuran 3Γ—3 meter saja.

Ironisnya, Meski terpasang dinding GRC, tempatnya berteduh di Kampung Nangorak RT 09 RW 005 Desa Jayamukti milik orang lain. Jangankan memiliki rumah sendiri, Tolib tidak mampu membayar uang sewa kontrakan sebesar Rp 300 ribu per bulan.

"Didieu mah tos 40 tahun langkung, kawitna mah ngigiring pun guru ngaos didieu, abdi asal ti Sodonghilir. (Disini udah 40 tahun lebih awalnya ikut guru, asal saya dari Sodonghilir." ucap Tolib, di gubuk miliknya, kamis (10/02/22).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama tinggal di Jayamukti, ia bersama istrinya Omah sering berpindah kontrakan. Karena biaya yang harus dikeluarkan sangat besar. Terakhir, sekitar sebulan lalu, ia tinggal mengontrak di kampung Ceumceum. Lagi-lagi penghasilanya menjadi penceramah musiman tidak cukup untuk sewa rumah.

Tolib (80) penceramah di Leuwisari, Tasikmalaya hidup prihatin di masa tuanya.Gubuk tempat Tolib (80) tinggal di Leuwisari, Tasikmalaya Foto: Deden Rahadian/detikcom

"Saatos seep kontrakan teu tiasa mayar deui kontrakan, Alhamdulilah aya nu masihkeun sasaungan ieu, nya ku abi sareng bojo we ayeuna didieu. (Setelah habis kontrakan tidak bisa bayar kontrakan alhamdulillah ada yang ngasih gubuk ini. Jadi aama istri di sini)," ucap Tolib.

ADVERTISEMENT

Selama ini, Tolib mengisi hari dengan memberikan ceramah di beberapa masjid sekitar kampungnya. Dalam setiap kali pengajian, ia mendapatkan uang dari panitia sebesar Rp 20 hingga Rp 30 ribu Rupiah. Namun, mengisi pengajian itu, tidak dilakukan setiap hari.

"Paling seminggu sekali, ah kapasihan we tilu puluh rebu sekali pengaosan. Cekap we. (Paling seminggu sekali, dikasih tiga puluh ribu kalau pengajian)," ucap Tolib.

Tragisnya lagi, Tolib sudah 20 tahun menderita katarak. Pengobatan belum bisa dilakukan maksimal karena keterbatasan biaya.

Sementara itu, Tokoh Pemuda Nangorak, Aldi Guna Maulana (27) mengatakan, ia dan masyarakat khususnya pemuda mencoba membantu meringankan beban keluarga Tolib secara rutin dengan memberikan bantuan berupa beras dan sembako.

"Patungan, saya dengan pemuda lainya mengumpulkan bantuan dari masyarakat. Ada beras, ada telur dan lainnya. Kita bantu semampu aja," ucap Aldi.

Kini Tolib yang berjasa memajukan siar agama, menunggu uluran tangan para dermawan untuk membantu masa tuanya.

(yum/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads