Dedi Mulyadi Dorong Pejabat Tak Datangi Petani Hanya Saat Panen Saja

Dedi Mulyadi Dorong Pejabat Tak Datangi Petani Hanya Saat Panen Saja

Inkana Putri - detikNews
Selasa, 08 Feb 2022 20:42 WIB
Belum lama ini Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen untuk meninjau kawasan pertanian dalam menangani hama tikus.
Foto: Istimewa
Jakarta -

Belum lama ini Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen untuk meninjau kawasan pertanian dalam menangani hama tikus.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan di Sragen banyak sawah menggunakan jerat listrik untuk membasmi tikus. Namun belakangan jerat tersebut malah memakan korban jiwa manusia.

"Kita cari solusi agar warga tidak lagi pakai jerat tikus listrik yang akhirnya malah banyak orang meninggal dunia," kata Dedi Mulyadi, dalam keterangan tertulis, Selasa (8/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seharusnya, kata Dedi, pemerintah hadir mendampingi saat hama tikus menyerang. Jangan sampai petani berinisiatif memasang jerat listrik yang pada akhirnya telah memakan korban jiwa sekitar 23 orang di Sragen.

"Giliran panen pejabat pada datang, giliran kena masalah gak ada yang datang. Petugas-petugas, balai-balai harusnya cekatan kalau di sawah ada hama tikus maka harus cepat tanggap seperti penangan COVID-19," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dedi menduga maraknya hama tikus karena adanya ekosistem yang terputus seperti ular dan burung pemangsa yang sudah tidak ada. Sehingga ia meminta petani pun tidak secara masif melakukan perburuan agar ekosistem di sawah tetap terjaga.

"Seluruh jaringan Kementan harus cepat tanggap dan turun kemudian mencari solusi terbaik dari hama tikus ini. Jangan sampai menunggu petani pasang jerat listrik yang akhirnya malah ada korban jiwa," katanya.

Dalam kunjungan tersebut Dedi bertemu dengan seorang petani bernama Mbah Saman. Di usianya yang sudah 80 tahun, pensiunan guru tersebut masih aktif ke sawah dengan menggunakan sepeda.

Mbah Saman pun menceritakan kejadian jerat listrik yang memakan korban jiwa di desanya. Korban tersebut hendak ke pasar namun ditemukan tewas di sawah.

"Sawah itu punya adik saya dipasang kawat diisi listrik supaya tikus masuk kena setrum mati. Tapi katanya ini orangnya (korban) kurang normal jadi mau jual ayam ke pasar harusnya lewat jalan raya ini malah lewat sawah," ucapnya.

Menurutnya kemungkinan besar hama tikus menyerang karena tidak ada lagi predator pemangsa di sawah.

"Tahun ini ada (tikus) tapi tinggal sedikit lagi. Sekarang kurang lebih dua minggu lagi panen. Tapi ya itu harga jual gabahnya jatuh, beli pupuknya mahal," keluh Mbah Saman.

Meski sudah lanjut usia namun Mbah Saman masih getol rajin ke sawah. Sebelumnya ia kerap menggunakan sepeda motor namun seiring bertambahnya usia beralih ke sepeda. Alasanya takut dan juga agar badan tetap bugar dengan mengayuh sepeda setiap hari.

Saat ini Mbah Saman memiliki dua hektare sawah yang dibeli saat masih muda. Ia memiliki sawah dari hasil mengumpulkan uang dari istrinya berdagang. Sementara gaji guru miliknya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

"Ya kalau bisa itu pupuk jangan mahal, jangan juga susah dicari. Nanti pas panen jangan juga harganya murah," ujar Mbah Saman.

(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads