Sebanyak 40 kilogram sampah dihasilkan setiap minggu dari rumah isolasi terpusat di BPPS, Kabupaten Lebak, Banten. Jumlah sampah itu akumulasi dari limbah domestik dan limbah bahan berbahaya beracun (B3).
Informasi yang dihimpun, sejak rumah isolasi dibuka pada akhir Januari 2022, saat ini ada sembilan orang yang menjalani isolasi. Mereka dinyatakan positif COVID-19 meskipun tidak mempunyai gejala.
"Ya, di sini menghasilkan limbah domestik dan B3. Sekitar 35-40 kg setiap minggu," kata Dokter Penanggung Jawab Rumah Isolasi Terpusat Arie Purnomo di BPPS, Lebak, Selasa (8/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beroperasinya rumah isolasi mandiri, kata Arie, menghasilkan dua jenis limbah domestik. Pertama, limbah domestik yang terpapar pasien COVID-19 seperti sampah bekas makan, botol air minum dan barang lainnya yang digunakan pasien. Kedua, limbah domestik yang tidak terpapar atau tidak digunakan oleh pasien COVID-19.
Sementara untuk limbah B3 yaitu limbah medis. Seperti masker, APD dan sebagainya.
Menurut Arie, limbah yang dihasilkan ditangani dua instansi berbeda. Untuk limbah domestik akan ditangani oleh Dinas Lingkungan Hidup. Sementara limbah B3 dan limbah domestik yang terpapar pasien COVID-19 akan ditangani oleh pihak ketiga.
"Setiap Jumat akan diangkut. Sampah domestik yang tidak digunakan pasien ditangani DLH. Sementara limbah B3 termasuk sampah yang digunakan pasien akan ditangani pihak ketiga," ucapnya.
Untuk membedakan kedua sampah itu, Arie menjelaskan, dilihat dari warna plastik atau wadah limbah. Plastik hitam digunakan untuk sampah domestik yang tidak terpapar COVID-19. Plastik kuning digunakan untuk limbah B3 dan sampah domestik yang digunakan pasien COVID-19.
"Botol minum, boks bekas makan pasien COVID-19, itu pakai plastik kuning. Lalu untuk limbah B3 pakai plastik kuning juga, tapi beda plastik. Jadi tetap dibedakan," ujar Arie.
Sekadar diketahui, Pemkab Lebak kembali membuka rumah isolasi mandiri seiring meningkatnya kasus COVID-19 varian Omicron. Tempat isolasi itu memanfaatkan kantor BPPS milik Pemprov Banten di Kabupaten Lebak.
Sekretaris Daerah Lebak Budi Santoso mengatakan peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron disebabkan mobilitas masyarakat yang tinggi. Kebanyakan masyarakat Lebak bekerja di wilayah DKI Jakarta atau Tangerang Raya.
(bbn/yum)