IDI Jabar: Pernyataan 'Gejala Omicron Lebih Ringan' Bikin Warga Lengah

IDI Jabar: Pernyataan 'Gejala Omicron Lebih Ringan' Bikin Warga Lengah

Whisnu Pradana - detikNews
Minggu, 06 Feb 2022 15:22 WIB
Pengendara melintasi ruas jalan Merdeka, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/12/2021). Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polrestabes Bandung mewacanakan kembali menutup 10 titik ruas jalan raya di Kota Bandung pada saat Libur Natal dan Tahun baru guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 pada PPKM level 3 serentak se-Indonesia. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/aww.
Lalu lintas warga Kota Bandung di masa PPKM (Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)
Bandung - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat Eka Mulyana mengungkapkan biang kerok naiknya lonjakan kasus COVID-19 di Jabar. Ia menyebut, lonjakan kasus COVID-19 pada awal Februari ini sesuai dengan prediksi para ahli beberapa bulan yang lalu.

"Betul awal bulan Februari ini terjadi lonjakan kasus. Ini sesuai prediksi ahli yang menyatakan bahwa puncak COVID-19 varian omicron ini terjadi di Februari," ungkap Eka saat dihubungi detikcom, Minggu (6/2/2022).

Lantas apa yang menyebabkan terjadinya penambahan kasus yang begitu drastis di Jawa Barat tersebut? Eka menyebut ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya.

Pertama karena COVID-19 varian omicron yang dominan menyebar saat ini transmisinya jauh lebih cepat dan dominan daripada varian Delta yang sempat menyerang beberapa bulan lalu.

Kemudian munculnya pernyataan yang menyatakan bahwa varian omicron lebih ringan gejalanya ketimbang varian delta. Bahkan disebutkan juga gejalanya mirip seperti flu biasa.

"Ini ternyata menurut kami ditangkap masyarakat awam menjadi kelengahan terhadap prokes karena anggapannya flu biasa," ujar Eka.

Ketiga yakni mulai maraknya acara yang mengundang banyak orang sehingga memicu kerumunan. Kegiatan tersebut bahkan diselenggarakan di beberapa kota. Kemudian pembelajaran tatap muka 100 persen yang diselenggarakan sampai akhirnya dievaluasi kembali.

"Mungkin ada di beberapa daerah yang diturunkan jadi 50 persen bahkan dihentikan sementara dan sebagainya. Itu semua berisiko terhadap transmisi omicron ini," kata Eka.

Jika ditarik kesimpulan, ia menyebut dari segala aktivitas yang dilakukan masyarakat ditambah dengan pemahaman yang keliru terkait varian omicron menjadi penyebab melonjaknya kasus COVID-19 di Jawa Barat.

"Intinya dengan aktivitas masyarakat yang dilakukan belakangan ini menjadikan kelengahan bagi kita terhadap varian ini terutama terkait protokol kesehatan," tutur Eka.

Seperti diketahui, kasus COVID-19 di Jawa Barat meroket dalam sepekan terakhir. Bahkan pada Sabtu (5/2/2022) berdasarkan laman Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat (Pikobar) terjadi penambahan 8.053 kasus dalam sehari.

Naiknya angka kasus COVID-19 yang 'ugal-ugalan' di Jabar ini mulai terlihat peningkatannya dari pertengahan Januari 2022 lalu. Dalam sepekan terakhir, rata-rata kasus COVID-19 di Jabar bertambah 5.101 kasus.

Perbandingannya pada Desember 2021 hingga awal Januari 2022, rata-rata penambahan kasus COVID-19 di Jabar berkisar di angka 20-30 kasus per hari. Artinya, ada penambahan tren kasus yang signifikan belakangan ini di Jawa Barat.

Simak juga Video: Kasus Omicron Melonjak, Akankah Tabung Oksigen Langka Seperti Saat Delta?

[Gambas:Video 20detik]



(yum/bbn)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads