Sodikin, Jajang dan Ujer, tiga pria asal Pasirwangi, Garut, ditangkap polisi usai menyebar konten propaganda aliran sesat Negara Islam Indonesia (NII) di media sosial. Mereka ternyata melancarkan aksi tersebut atas perintah Sensen Komara.
Ketiga pria yang mengklaim diri sebagai Jenderal NII itu menyebarkan video berisi propaganda dan ajaran NII melalui YouTube. Aksi itu dilakukan ketiganya sejak 2019..
Mereka diketahui memiliki akun YouTube dengan lebih dari tiga ratus pengikut. Sebagaimana dilihat detikcom, Jumat (4/2/2022), salah satu video berjudul 'TIGA JENDERAL NII' yang diunggah di YouTube pada 8 bulan lalu, telah ditonton sebanyak 6,8 ribu kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video tersebut, Jajang yang didampingi oleh Ujer dan Sodikin terlihat berdiri di atas mimbar yang di bawahnya terdapat logo Garuda. Bendera NII tampak terpasang di latar mereka.
Jajang tampak berpidato sekitar 13.46 menit. Pada pidatonya, dia mengucap salam kepada para Jenderal TNI AD hingga kepada para petinggi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB). Jajang pun membahas tentang komunis yang dianggap sebagai musuh semua bangsa.
"Salam dariku, tiga Jenderal Negara Islam Indonesia," katanya.
Jajang juga mengatakan Pancasila harus ditambah agar lebih sempurna. Hal itu dikatakan Jajang di menit 11 video tersebut.
"Nanti ke depan akan ditambah lagi akan menjadi sempurna, tutur Jajang.
Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono menjelaskan tiga pria tersebut mengikuti perintah Presiden NII Sensen Komara yang saat ini sudah meninggal. "Di tahun 2019, mereka dinobatkan sebagai panglima jenderal dan jenderal, yang tugasnya adalah untuk meneruskan amanah perjuangan untuk mendirikan Negara Islam Indonesia," kata Wirdhanto.
Ketiganya kemudian dibekali ajaran-ajaran NII dari Sensen Komara. Selain itu, menurut Wirdhanto, Sensen membekali sebuah saluran YouTube kepada Sodikin, Ujer dan Jajang.
"Jadi, mereka memanfaatkan akun YouTube itu dengan cara membuat video-video di daerah Pasirwangi itu," ujar Wirdhanto.
Ada 57 konten yang sudah mereka buat di YouTube. Rata-rata, tiap konten mereka ditonton lebih dari seribu kali. Ada beragam hal yang mereka bahas. Mulai dari propaganda, hingga ideologi NII.
"Terkait masalah teks proklamasi, peringatan NII tambah lagi berbicara menentukan status, mengundang dan sebagainya lah. Itu sesuai dengan ajaran dari Sensen Komara," tutur Wirdhanto.