Virus Corona mulai menyergap para pelajar dan guru di sekolah-sekolah yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Jawa Barat. Seperti yang terjadi Kota Cimahi dan Kota Sukabumi.
Sebanyak tiga sekolah sempat ditutup karena siswanya terinfeksi COVID-19 oleh Dinas Pendidikan Kota Cimahi. Dua diantaranya sudah kembali dibuka dan satu sekolah lagi masih ditutup.
Kepala Dinas Pendidikan Harjono mengungkapkan bahwa kasus tersebut telah terjadi dalam dua pekan terakhir. Tiga sekolah tersebut terdiri dari TK, SD hingga SMP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada tiga sekolah yang kita tutup akibat ada siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19," kata Harjono saat dihubungi detikcom, Rabu (2/2/2022).
Harjono menjelaskan, kasus pertama terjadi di SMP. Siswanya dikabarkan terkonfirmasi positif COVID-19. Berselang tiga hari kemudian, satu siswa di salah satu SD pun terkonfirmasi COVID-19.
Berselang satu Minggu kemudian, satu siswa di salah satu TK terkonfirmasi positif COVID-19. Dari temuan tersebut, pihaknya pun memutuskan untuk menutup tiga sekolah tersebut.
"Saat ini, dua sekolah SMP dan SD sudah kembali kami ijinkan buka telah siswa tersebut dinyatakan sembuh," ucap Harjono.
Kemudian, ia menerangkan TK yang masih ditutup tersebut diduga telah terjadi penularan di dalam kelas. Pasalnya, saat dilakukan tes Swab Antigen kepada beberapa siswa, guru dan orang tua murid, ditemukan yang terdeteksi reaktif.
"Terus yang TK, ada dugaan, melihat hasil kemarin, sudah memapar ke temannya. Sehingga dihentikan, dan kita evaluasi," ungkap Harjono.
Pihaknya pun memastikan akan melakukan evaluasi terhadap temuan tersebut. Pasalnya, beberapa daerah seperti Bogor status PTM-nya telah dihentikan.
Corona Terdeteksi dari Pelajar di Sukabumi
Dinas Kesehatan Kota Sukabumi menyampaikan ada tiga siswa yang terkonfirmasi positif COVID-19. Hal itu ditemukan seiring dengan bertambahnya kasus COVID-19 di Kota Sukabumi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Rita Fitrianingsih mengatakan, pihaknya baru menemukan kasus siswa terpapar COVID-19. Dari temuan tersebut akan dilanjutkan dengan upaya tracing terhadap orang-orang yang berinteraksi dengan ketiga siswa.
"Di sekolah kemarin kita dengar ada tiga (siswa) sekolah. Sampai saat ini kita ada (siswa positif COVID-19) tapi belum (masuk kategori) klaster ya. Kita baru menemuka kasus dan kita sedang tracing," kata Rita kepada detikcom, Rabu (2/2/2022).
Rita tidak menjelaskan lebih jauh siswa tersebut merupakan tingkat pendidikan dasar, menengah atau atas, namun dia mengatakan, siswa yang terkonfirmasi positif diduga telah melakukan perjalanan antar kota sehingga ada potensi penyebaran COVID-19 dari daerah lain.
Terkait pembelajaran tatap muka, Rita menjelaskan belum dapat ditentukan apakah akan dilanjut 100 persen atau diberhentikan. Pasalnya, kata dia, Satuan Gugus Tugas masih menunggu hasil tracing yang dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan.
"Tapi belum ditetapkan apakah PTM kita dilanjut atau tidak karena ini harus ditetapkan oleh Satgas dan Satgas menungu hasil tracing kita. PTM kebijakan Wali Kota masih 100%," katanya.
Dia menambahkan, vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kota Sukabumi sudah selesai dengan capaian 90,4 persen. Menurutnya, vaksin anak tidak dapat mencapai 100 persen lantaran ada yang memiliki penyakit komorbid dan faktor lain.
"Untuk vaksin anak kita sudah mencapai 90,4 persen. Ada yang nggak lulus skrining makanya nggak 100 persen, itu sisanya hampir 10 persen (yang tidak lolos skrining)," ujarnya.
"Vaksinasi anak sudah kita selesaikan. Yang dinyatakan tidak bisa divaksin kan tidak bisa di apa-apain lagi, jadi tidak mungkin mencapai 100% sebetulnya karena anak-anak juga ternyata ada yang punya komorbid dan komorbid itu tidak bisa divaksinasi. Faktor lainnya ada faktor sakit pada saat itu," pungkasnya.