Kejadian tersebut sempat viral di media sosial. Dalam unggahan di media sosial, diceritakan korban harus membayar Rp 1 juta untuk jasa membuat tato temporary untuk beberapa sentimeter saja.
Karena tidak mampu membayar korban akhirnya menghubungi ayahnya untuk meminta bantuan. Singkat cerita ayah korban datang dan malah dianiaya oleh para pelaku. Kasus tersebut, kini tengah dalam penanganan pihak kepolisian.
Menanggapi hal itu, Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyatakan akan menyiapkan langkah untuk mengantisipasi terjadinya hal serupa. Pasalnya aksi curang para tukang tato di kawasan tersebut bukan yang pertama kali.
"Kan Mako di sebelah selatan, nanti akan ada pos di wilayah itu sehingga kalau ada warga yang mendapatkan hal tidak baik bisa beraktivitas dengan aman dan nyaman di wilayah itu, termasuk diseluruh Bandung," ucapnya, di Balai Kota Bandung, Kamis (6/1/2022).
Yana mengungkapkan kawasan Alun-alun merupakan zona merah PKL. Sehingga tidak sapatutnya para tukang tato berkegiatan di kawasan tersebut.
"Enggak boleh, itu zona merah," kata Yana.
Yana menyebut, Satpol PP kerap melakukan pengawasan di wilayah tersebut. Yana menilai, kejadian itu bisa terjadi dimungkinkan saat anggota Satpol PP sedang lakukan pengawasan di titik lainnya.
"Keliling mah masih, tapi kan tidak setiap waktu, mungkin di areal itu tidak terawasi, mungkin ya. Saya diskusi dulu ya sama teman-teman dengan Satpol PP supaya sama-sama mengawasi," ujarnya.
Yana menjelaskan, kejadian ini menjadi tanggungjawab Satpol PP dan pihak kepolisian.
"Kalau dia berusaha di bukan tempatnya urusan Satpol PP, tapi kalau dia melakukan hal tidak patut dan ada indikasi dipukul ada unsur pidana, urusan polisi," jelasnya.
Yana meminta agar warga tetap waspada dan nyaman saat berwisata di Kota Bandung. "Hati-hati, warga berhati-hati, kita sulit mengawasi ya, warganya juga tolong waspada. Pernah ada warung makan sekian karena tidak ada harganya, jebred harganya, warga harus benar-benar menanyakan harganya," pungkasnya.
(wip/mso)