.webp)
Kemacetan parah terjadi di sepanjang ruas jalan Cianjur-Puncak. Pengendara pun terjebak hingga lebih dari tiga jam. Kemacetan terjadi akibat membeludaknya volume kendaraan di kawasan Puncak Bogor.
Pantauan detikcom, hingga pukul 16.30 WIB, Sabtu (1/1/2022), kemacetan masih terjadi. Bahkan antrean kendaraan sudah mengekor hingga depan Istana Presiden Cipanas.
Taufik Winata (40), pengendara asal Cianjur, mengatakan dirinya yang hendak menuju Bogor sudah tiga jam di kawasan Puncak. "Macet parah, dari tadi tidak bergerak. Maju pun hanya beberapa ratus meter kemudian berhenti lagi. Yang macet dari arah Cianjur menuju Bogor, sementara dari arah sebaliknya lancar," ujar dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya akibat kemacetan tersebut, dirinya terlambat menghadiri kegiatan yang sudah digelar sejak pukul 14.00 Wib. "Seharusnya sudah bisa sampai, tapi sekarang saja masih di Cipanas. Biasanya macet tidak separah ini meskipun akhir pekan," kata dia.
Kasatlantas Polres Cianjur AKP Mangku Anom mengatakan kemacetan dari arah Cianjur menuju Bogor disebabkan rekayasa lalu lintas dari Bogor ke Cianjur yang belum selesai. "Kita sudah berlakukan one-way, tapi one-way dari Bogor nya belum selesai, makanya dari arah Cianjur ke Bogor belum bisa jalan," kata Mangku Anom.
Menurutnya, volume kendaraan di kawasan Bogor padat, diduga karena meningkatnya jumlah wisatawan. Namun wisatawan tersebut bukan merupakan warga Jakarta yang sengaja berlibur di hari ini, tetapi warga ibukota yang sudah menginap sebelumnya di kawasan Puncak.
"Kemungkinan banyak yang berwisata di Puncak Bogor dan Cianjur. Tapi yang memang sejak sehari sebelum tahun baru sudah menginap dan merayakan pergantian tahun di Puncak. Jadi terjadi penumpukan kendaraan di jalur wisata," tutur Anom.
Informasinya, menurut dia, kendaraan dari Cianjur menuju Bogor baru bisa melakukan one-way menjelang magrib. "Kita terus berkoordinasi dengan Satlantas Bogor. Jika sudah selesai, one-way dari Cianjur mulai bisa dilakukan. Kemungkinan pukul 17.30 WIB atau menjelang magrib," ujar Anom.
