.webp)
Kabupaten Indramayu dikenal sebagai daerah pesisir utara Jabar yang berjuluk Kota Mangga. Tahun ini, untuk pertama kalinya Indramayu menggelar festival mangga.
Festival mangga ini digagas para pelaku dan bekerja sama dengan Pemkab Indramayu. Festival mangga digelar di kawasan wisata Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.
"Indramayu ini penghasil mangga terbesar di Indonesia, tapi belum memiliki kegiatan yang ikonik. Ya kegiatan yang mendunia, ini yang kita dorong," kata Ketua Panitia Festival Mangga Jay Krhesna kepada awak media di lokasi acara, Jumat (17/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jay optimis festival mangga Indramayu bisa mendunia, bisa bersaing dengan kegiatan ikonik dari daerah lain yang sudah mendunia. Ia menginginkan Pemkab Indramayu turut andil dalam mengembangkan festival mangga agar bisa digelar secara rutin.
"Harapannya ke depan akan banyak pengunjung dari berbagai daerah dan luar negeri melihat festival ini. Ini juga sebagai upaya peningkatan ekonomi, khususnya untuk UMKM dan bisa berdampak (positif) juga untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD)," kata Jay.
Sekadar diketahui, festival mangga Indramayu ini juga memamerkan sejumlah UMKM dari seluruh kecamatan. Selain itu, ada juga pemilihan ikon Arjuna dan Sri Kandi.
"Ini bertujuan agar potensi-potensi UMKM yang ada di Kabupaten Indramayu bisa muncul dan terserap oleh pemerintah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu Takmid mengatakan rata-rata produksi mangga mencapai 1,3 juta ton per tahunnya. Produksi mangga ini berasal dari kebon dan pekarangan rumah warga.
Takmid juga mengatakan ada sebanyak sembilan jenis mangga asli Indramayu, seperti gedong gincu, arum manis dan lainnya. Takmid juga mengapresiasi sejumlah UMKM yang mulai mengolah mangga menjadi produk olahan.
"Ada yang diolah menjadi dodol, sirup, kopi dan lainnya. Tentunya kita dari pemerintah mendukung untuk pengolahan mangga ini," kata Takmid.
(mud/mud)
