Wisatawan yang kena kepruk harga oknum jasa tato temporer di Alun-alun Kota Bandung berharap pemerintah turun tangan mengatasi hal ini. Pasalnya, ia khawatir kunjungan wisatawan atau calon pengguna jasa tato temporer menjadi waswas mengalami hal yang serupa dialaminya.
Sekadar diketahui, pada Kamis (16/12/2021) seorang pria berinisial A dan teman perempuannya mendatangi jasa tato temporer. Namun, mereka kaget ketika mengetahui harga tato temporer yang diajukan sebesar Rp 160 ribu dan ukurannya pun lebih besar daripada perjanjian.
Ia pun sempat memprotes soal ukuran, tetapi oknum tersebut hanya menyebut sudah terlanjur digambar. Kisah yang dialami oleh A pun, kemudian dibagikan di media sosial dan menjadi viral usai diunggah ulang oleh berbagai mediagram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harapan sih pasti pengen ada tindakan atau enggak pencerahan lah dari pemerintah kota, maksudnya supaya ngasih harga yang masuk akal dan tidak merugikan wisatawan gitu loh. Supaya ke depannya lebih baik, bekerja dengan hati dan memuaskan konsumen pastinya," ujar A saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (17/12/2021)
"Jujur saya kaget dengan harga akhir, bukannya saya niat menutup usaha orang lain ya, hanya saja ingin harganya masuk akal gitu. Toh di Pangandaran saja buat tato temporer ukuran segitu ditarif paling sekitar Rp 40 ribu-Rp 50 ribu," ujar A melanjutkan.
Ia pun mengimbau kepada wisatawan serta warga lainnya agar lebih teliti soal harga sebelum menyepakati suatu transaksi. Dia berharap kejadian kepruk harga tato temporer yang dialaminya tidak terulang lagi.
"Jadi mungkin kitanya sih harus teliti sebagai konsumen gitu. Harga di atas seperti menjebak, setelah hasil akhir ternyata hitungnya panjang x lebar x harga. Ambil contoh teman saya kemarin jadinya 10 cm x 4 cm, siapa yang enggak kaget hanya dengan hasil kaya gitu doang dengan bermodalkan pulpen dan tinta, enggak sampai dua menit," ujar A.