Guru Ngaji Cabuli 3 Santri di Tasikmalaya Jadi Tersangka dan Ditahan

Guru Ngaji Cabuli 3 Santri di Tasikmalaya Jadi Tersangka dan Ditahan

Deden Rahadian - detikNews
Kamis, 16 Des 2021 15:58 WIB
Guru ngaji cabuli santri di Tasikmalaya jadi tersangka dan ditahan
Guru ngaji cabuli santri di Tasikmalaya jadi tersangka dan ditahan (Foto: Deden Rahadian)
Tasikmalaya -

AS (48), oknum guru ngaji yang melakukan pencabulan terhadap 3 santriwati di salah satu pondok pesantren di Tasikmalaya ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan

AS terbukti melakukan pencabulan terhadap tiga santrinya. Awalnya disinyalir terdapat 9 santri yang jadi korban, namun setelah didalami hanya tiga orang korban.

"Pelaku terbukti melakukan pencabulan terhadap tiga orang santriwati di bawah umur yang dilakukan saat korban sakit di kobong," kata AKBP Rimsyahtono, Kapolres Tasikmalaya kepada wartawan di Mapolres Tasikmalaya, Kamis (16/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rimsyh menuturkan pelaku dalam menjalankan aksinya berpura-pura mengobati korban yang sedang sakit di asrama santri putri dengan menawarkan pijat. Saat itulah pelaku melakukan aksi bejatnya.

"Dilakukan pelaku pada saat korban sakit dan istirahat di asrama putri sendirian dan pada saat anak ditinggal oleh santriwati lainnya sholat subuh," jelas Rimsyah.

ADVERTISEMENT

Untuk kasus pencabulan ini, tambah dia, masih didalami dan tetap jika ada informasi akan ditampung. Yang jelas hasil pendalaman kepolisian ada tiga orang anak yang menjadi korban.

"Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh pelaku sudah terjadi sejak lima tahun yang lalu dan terakhir Agustus 2021 lalu. Alhamdulillah tokoh agama, dan masyarakat mendukung, untuk penanganan hukumnya," paparnya.

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Dian Pornomo SIK MH menambahkan barang bukti yang diamankan, adalah akte kelahiran korban, pakaian ketiga orang korban, handphone dan kartu korban.

Kemudian, lanjut dia, bukti lainnya adalah handphone dan kartu milik tersangka dan cetakan screenshot percakapan korban, saksi dan tersangka.

"Pelaku diancam pasal 82 Undang-undang RI nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana penjara 15 tahun," paparnya.

Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto SIP mengapresiasi pengungkapan kasus pencabulan ini, sebagai upaya untuk mengembalikan marwah pondok pesantren. Kondisi para korban dalam keadaan baik dengan upaya pemulihan psikologis.

"Hasil Komunikasi dan koordinasi kita bersama intinya untuk memutus mata rantai korban dan anak lainnya. Kami mengharapkan kejadian ini berakhir. Psikologis korban kami tengah pulihkan." paparnya.

Ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya KH Atam Rustam MPd mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Polres Tasikmalaya yang cepat mengungkap kejadian pencabulan ini. PCNU berharap kepada masyarakat untuk tidak beranggapan negatif terhadap pondok pesantren. Tetap
mesantrenkan putra dan putrinya.

"Sehingga masyarakat tidak kebingungan dan tenang. Kemudian tidak banyak hoax yang beredar. Dan dipastikan pelaku adalah oknum salah satu pengajar atau guru. Bukan pengurus atau pemilik lembaga atau yayasan. Jadi jangan takut mesantren." ungkap dia.

(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads