Lebih dari 72 ribu warga Garut menjadi penerima Kartu Prakerja. Beberapa di antara mereka kini mulai kembali bangkit berusaha usai dihantam pandemi COVID-19.
Seperti dirasakan Nenden Farida (42), seorang pemilik toko kelontong di Garut. Usaha yang telah lama digelutinya itu hampir bangkar gegara sepinya pembeli dampak Pandemi COVID-19.
"PPKM membuat toko sepi," kata Nenden kepada wartawan di sela-sela acara Temu Alumni Kartu Prakerja Garut, Sabtu (27/11/2021).
Nenden berkisah, dia kemudian putar otak agar perekonomian keluarga tetap aman. Nenden akhirnya memilih usaha jualan kolak dan kue bolu. Nenden juga ikut bergabung dalam program kartu prakerja yang digagas pemerintah.
"Saya dapat ilmu bagaimana mengolah makanan secara higienis dan kualitas gizi yang terjaga," katanya.
Meskipun belum besar, bisnis baru yang digeluti Nenden kini mulai berkembang. Bermodal pemasaran secara daring via Facebook dan WhatsApp, Nenden kini mampu menjual bolu dan kolak buatannya.
"Saya sangat terbantu dengan kartu prakerja. Di sana saya juga dilatih cara memasarkan lewat digital," ujar Nenden.
"Mungkin sebagai perwakilan dari yang lain, terima kasih untuk Pak Airlangga, Menteri Perekonomian, atas programnya. Saya sangat terbantu dengan Prakerja dan perhatian dari Pak Menteri,"ucap dia menambahkan.
Sementara diketahui, total ada 72.763 warga Garut yang saat ini sudah menerima kartu prakerja dari total 262.801 pendaftar. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kemenko Perekonomian Michammad Rudy Salahuddin mengatakan pemerintah pusat berterima kasih pada Pemda Garut yang telah membantu melancarkan proses penyaluran kartu prakerja.
"Keterlibatan Pemerintah Daerah harus terus dilakukan, karena sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah sangat dibutuhkan untuk menyukseskan program pemerintah yang memang diciptakan untuk mendukung masyarakat, khususnya Program Kartu Prakerja," ujar Rudy.
(mud/mud)