Bangkit dari Pandemi, Seniman di Jabar Didorong Melek Media Digital

Bangkit dari Pandemi, Seniman di Jabar Didorong Melek Media Digital

Yudha Maulana - detikNews
Rabu, 17 Nov 2021 20:14 WIB
Sam Udjo
Sam Udjo (Foto: Yudha Maulana/detikcom).
Bandung -

Pandemi COVID-19 membuat aktivitas seni dan budaya mati suri. Pasalnya ruang pentas secara fisik menjadi terbatas. Oleh karena itu, para seniman dituntut untuk bisa membuka ruang pentas baru, yakni melalui virtual.

Hal itu memantik Komunitas Jurnalis Bandung (KJB) dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (Disparbud Jabar) membuat pelatihan bagi para pelaku seni dan budaya agar lebih melek dengan dunia virtual. Tujuannya agar para pelaku seni tetap eksis lewat sentuhan digital.

Kolaborasi keduanya menghadirkan 'Webinar Strategi Pengemasan Produk Budayawan dan Seniman Jawa Barat dalam Pemanfaatan Digital di Masa Pandemi COVID-19' pada Rabu (17/11/2021) yang digelar dari Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Kota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Divisi Komunikasi dan Gerakan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jawa Barat Aat Soeratin mengatakan ada banyak pemulihan yang harus dilakukan di tengah pandemi, termasuk seni dan budaya.

Namun, perlu upaya teknis membangkitkannya dengan ragam terobosan responsif dan antisipatif terhadap perubahan situasi serta kondisi sekarang yang bisa berubah cepat dan mendadak. Dia pun menekankan pentingnya gerakan Silih Tulungan alias saling menolong dalam langkah menuju kebangkitan tersebut.

ADVERTISEMENT

Sebab, dengan saling membantu, kebangkitan diharapkan bisa terjadi lebih cepat. "Gerakan Silih Tulungan adalah semacam koridor yang inklusif dari kerja kolaborasi, kerja budaya berbagai institusi pemerintah maupun swasta, beragam komunitas maupun individu atau pribadi," katanya.

Founding Members Saung Angklung Udjo (SAU) Sam Udjo, yang jadi pembicara selanjutnya memaparkan bagaimana pasang-surut perjalanan SAU, termasuk di masa pandemi. Dulu, SAU begitu berjaya. Namun, saat pandemi melanda, dampak hebat terasa.

Sebab, lebih dari 1,5 tahun SAU tak bisa menggelar pertunjukan seperti biasa. Akibatnya, banyak pekerja yang dirumahkan sementara karena kondisi keuangan yang sulit. Itu terjadi karena SAU tak mendapat pemasukan seperti sebelumnya dari pertunjukan.

Namun, menyerah bukan solusi. Sebaliknya, manajemen SAU berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi dan tuntutan zaman.

Salah satunya, SAU mulai beralih menggarap pertunjukan virtual, hal yang sebelumnya tak familiar. Mereka belajar dari ahlinya dan berusaha menyesuaikan dengan kondisi yang ada agar bisa tetap hidup.

Berkaca dari hal itu, Sam Udjo menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mendukung para seniman dan budayawan. Selain itu, kolaborasi jadi langkah penting lain yang perlu dijalankan.

"Titik kuncinya adalah kolaborasi. Ini harus disepakati dulu supaya kita itu bisa saling bersinergi, tidak over lapping. Misalnya dari kami mampunya di angklung, komunitas lain di bidang lain, bisa saja kita kolaborasi untuk sama-sama berkontribusi dalam penampilan virtual," ucapnya.

Sementara itu, untuk membekali para peserta, perwakilan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bandung Septianjar Muharam dan Ketua Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Jawa Barat Iqwan Sabba memaparkan secara teknis langkah pengambilan foto dan video. Sehingga, karya yang dihasilkan seniman dan budayawan bisa disebarluaskan dan menjadi pertunjukan menarik.

Sedangkan pegiat media sosial Wisma Putra menjelaskan seputar pentingnya pengelolaan media sosial agar produk seni dan budaya bisa efektif disampaikan kepada publik. Berbagai tips diberikan, mulai dari cara promosi, pembuatan judul dan narasi, hingga pentingnya menghitung waktu untuk mengunggah produk atau karya di media sosial.

Kabid Kebudayaan Disparbud Jawa Barat Febiyani mengapresiasi terselenggaranya kegiatan webinar. Dia berharap kegiatan ini membuat seniman dan budayawan tak menyerah di tengah pandemi. Sebaliknya, dia berharap seniman dan budayawan berinovasi agar eksistensinya bisa berkelanjutan.

"Saya mengapresiasi kegalauan Komunitas Jurnalis Bandung yang memandang masa pandemi ini yang menjadi sebuah halangan atau kendala pada awalnya, tapi saya pikir ini jadi sebuah tantangan bagi kita semua agar bisa tetap survive dan tetap terus berkarya di media yang baru," kata Febiyani.

(yum/mso)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads