Pengusiran Sekeluarga di Bandung Gegara Sang Ayah Diduga Hamili Anak

Round-Up

Pengusiran Sekeluarga di Bandung Gegara Sang Ayah Diduga Hamili Anak

Muhammad Iqbal - detikNews
Kamis, 11 Nov 2021 07:59 WIB
Satu keluarga di Kabupaten Bandung diusir warga.
Kertas berisi tulisan protes warga kepada penghuni rumah. (Foto: Muhammad Iqbal/detikcom)
Kabupaten Bandung -

Satu keluarga di Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, diusir dari rumahnya. Pengusiran ini gegara masalah yang diduga dilakukan oleh S (48), kepala keluarga. Dia dituding melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan menghamili anaknya.

Di rumah tersebut dihuni oleh S, satu anak lelaki dan istri keduanya. Beberapa bulan lalu, anak perempuan dari istri pertamanya juga diketahui sempat tinggal di rumah yang didominasi warna putih dan abu-abu tersebut.

Bermula pada 25 September 2021. Anak perempuan tersebut mengalami kekerasan di dalam rumah tersebut. Jeritannya terdengar oleh personel TNI, Polri dan Satpol PP yang kebetulan tengah berpatroli. Mereka pun menyambangi rumah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perempuan tersebut kemudian menuturkan telah dianiaya oleh sang ayah. Bahkan, perempuan mengaku tengah mengandung anak dari ayahnya itu.

"Anak tersebut bercerita bahwa dia dipukul dan dihamili. Korban ngaku kalau pelakunya bapaknya sendiri," ucap Kepala Rukun Warga (RW) setempat, Ade Rohmadin (52), kepada detikcom, Rabu (10/11).

ADVERTISEMENT

Informasi tersebut menyebar luas ke masyarakat. Akhirnya, kasus tersebut ditangani oleh kepolisian dari Polsek Cileunyi. Tidak lama, kasus tersebut dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim di Polresta Bandung.

"Dari polres bilang tidak bisa dilanjutkan karena tidak ada laporan ke polisi," ucap Ade.

Satu keluarga di Kabupaten Bandung diusir warga.Satu keluarga di Kabupaten Bandung diusir warga. (Foto: Muhammad Iqbal/detikcom)

Warga pun memutuskan untuk membuat perjanjian dengan S dan keluarga. Keputusannya menghasilkan agar S pergi dari kampung tersebut. Sedangkan istri dan anak lelakinya diperbolehkan tinggal hingga rumah tersebut terjual.

Sedangkan anak perempuan dari istri pertamanya itu, kata Ade, diminta pulang ke kampung halamannya di Banten. Pengurus RW setempat mencoba menghubungi pihak keluarga di Banten. Tidak lama, keluarga dari Banten pun menjemput anak perempuan tersebut.

"Kami coba koordinasi dengan keluarga di Banten. Awalnya tidak mau pulang, akhirnya korban dijemput sama pihak keluarga yang di Banten," tutur Ade.

Lihat juga video 'Bejat! Ayah Tega Cabuli Anak Angkat Berkebutuhan Khusus':

[Gambas:Video 20detik]



Satu bulan kemudian, pada Selasa (9/11), S terlihat datang ke rumahnya tersebut. Warga yang melihatnya pun melaporkan ke pihak pengurus RW.

Pengurus RW dan petugas dari koramil dan polsek mendatangi rumah S. Di luar rumah, ratusan warga sambil membawa spanduk pun meneriaki S.

S beserta anak lelaki dan istri keduanya diminta meninggalkan kampung tersebut. Keluarga S diberikan tumpangan menggunakan mobil milik desa. Mereka diturunkan di Jalan Raya Soekarno Hatta, Kota Bandung. Berdasarkan informasi, mereka diketahui akan pergi ke Sukabumi.

"Sempat menolak saat akan di diantar menggunakan motor. Akhirnya naik mobil. Kami juga menjanjikan akan melindungi penghuni rumah ketika keluar," ucap Ade.

Satu keluarga di Kabupaten Bandung diusir warga.Spanduk bertuliskan 'Segera Tinggalkan Tempat Ini' terpasang di pagar rumah yang dihuni sekeluarga. (Foto: Muhammad Iqbal/detikcom)

Pada Rabu (10/11), spanduk bernada pengusiran pun terpampang di depan rumah S. Salah satu tulisan bertuliskan 'Segera Tinggalkan Tempat Ini'.

Ade menjelaskan, kemarin merupakan puncak kemarahan warga atas dugaan perbuatan S. Warga menilai S telah membuat nama kampungnya tercoreng.

"Warga itu belum pernah kejadian seperti ini, apa lagi kajadiannya tidak lazim (menghamili anak). Warga tidak suka dan mungkin warga melampiaskan kekesalannya," ujar Ade.

Beberapa warga pun setuju dengan pengusiran sekeluarga tersebut. Tetangganya pun mengaku khawatir kepada anaknya yang masih belia.

"Sutuju saja sih. Soalnya khawatir, terutama ke anak-anak. Ke anaknya sendiri saja begitu, takutnya ke anak lain juga," ucap Oneng Hayati yang rumahnya berada dekat dengan tempat tinggal S.

Halaman 3 dari 2
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads