Satu keluarga di Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung diusir oleh warga setempat, kemarin (9/11). Warga beralasan pengusiran tersebut karena sudah geram atas perbuatan S (48), yang diduga melakukan KDRT dan menghamili anak kandungnya sendiri.
Sebelumnya, ratusan warga diketahui melakukan protes di depan rumah milik S. Dari video yang diterima detikcom, warga membawa spanduk dan meneriaki penghuni rumah. Saat itu penghuni rumah berisikan S, beserta anak dan istrinya.
Dari pantauan detikcom, rumah milik S sudah sepi tanpa penghuni. Gerbang yang tertutup pun sudah dikunci menggunakan kawat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Namun, rumah yang sepi itu nampak dipenuhi dengan spanduk yang ditempel di depan rumah. Tulisan dalam spanduk tersebut bernada pengusiran.
Di antaranya, warga menuliskan 'Segera Tinggalkan Tempat Ini' tulis warga. Tulisan tersebut terlihat jelas di pagar rumah.
Kemudian, ada tulisan 'WargaCiwaru Menolak KerasAto'. Ada yang lebih keras, 'NamiAtoKalakuan KosSato (NamaAto Kelakuan Seperti Hewan)' tulis warga di tembok rumah berwarna putih dan abu-abu tersebut.
Ada pula tulisan yang nampak mencolok dengan warna merah 'Katakan Tidak Pada Suharto'. Bukan hanya itu, ada pula tulisan 'Masyarakat RW 01 Ciwaru Menuntut Sodara Bapak Ato Meninggalkan Kampung Tercinta'.
Rupanya, bukan hanya di halaman rumahnya. Spanduk pun ditempel di depan garasi atau toko milik S. Tulisan tersebut bertuliskan, 'Tolong Tinggalkan Kampung Kita Tercinta'.
Ketua Rukun Warga 01 Ade Rohmadin menuturkan aksi pengusiran tersebut merupakan puncak kekesalan warga atas perbuatan S. S diduga melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan diduga pula menghamili anaknya sendiri.
![]() |
"Kejadian itu ada KDRT, apalagi ada korban yakni anaknya, dihamili oleh ayahnya sendiri," ucap Ade kepada detikcom saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (10/11/2021).
Ade mengaku baru mengetahui kejadian tersebut setelah korban menceritakan langsung ke pada warga. S pun sempat diusir dari kampung tersebut, dan menyisakan anak dan istrinya saja.
Namun, S diketahui datang kembali. Hal tersebut membuat warga marah dan memaksa S dan keluarganya keluar dari kampung tersebut.
"Warga itu belum pernah kejadian seperti ini, apalagi ini kejadiannya tidak lazim (menghamili anaknya sendiri). Warga tidak suka dan mungkin warga melampiaskan kekesalannya," ujarnya.