Curah Hujan Tinggi, Pemantauan Wisata Sungai di Pangandaran Butuh EWS

Curah Hujan Tinggi, Pemantauan Wisata Sungai di Pangandaran Butuh EWS

Faizal Amiruddin - detikNews
Rabu, 10 Nov 2021 16:47 WIB
Pemantauan wisata air di Pangandaran butuh EWS
Pemantauan wisata air di Pangandaran butuh EWS (Foto: Faizal Amiruddin)
Pangandaran -

Pemerintah desa dan kecamatan di Kabupaten Pangandaran diminta melakukan pemetaan terhadap wilayah yang dianggap rawan atau berpotensi terjadi bencana alam. Hal ini berkaitan dengan datangnya musim hujan serta potensi fenomena La Nina.

Selain itu banyaknya objek wisata sungai atau body rafting di Pangandaran juga mendapat perhatian khusus. Musim penghujan bisa menyebabkan debit air sungai meningkat sampai terjadinya banjir bandang.

Sehingga faktor-faktor penunjang keselamatan di objek wisata sungai atau body rafting, harus mendapatkan perhatian serius. Dengan demikian risiko terjadinya kecelakaan atau bencana alam di objek wisata sungai bisa diminimalisasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah kami tekankan kepada Camat yang di wilayahnya ada wisata sungai atau body rafting agar waspada. Periksa kembali sarana penunjang keselamatan, inspeksi penerapan SOP di lokasi wisata sungai. Jangan sampai ada korban," kata Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, Rabu (10/11/2021).

Dia mengatakan salah satu langkah yang harus dilakukan adalah membangun sistem informasi. "Jadi harus ada yang jaga di hulu sungai, kalau misalnya air tiba-tiba besar, segera informasikan ke lokasi wisata sungai. Agar bisa dilakukan langkah-langkah antisipasi," kata Jeje.

ADVERTISEMENT

Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Pangandaran Nana Suryana mengatakan wisata body rafting terdapat di dua sungai yaitu di sungai Cijulang yang mencakup objek wisata Green Canyon, Batu Lumpang dan Ciwayang. Kemudian yang kedua sungai di Kecamatan Parigi yang mencakup objek wisata Citumang, Santirah dan lainnya.

Seperti sungai pada umumnya, kedua sungai itu juga memiliki potensi terjadinya banjir bandang ketika curah hujan di wilayah hulu tinggi. Sehingga pemantauan di musim penghujan ini harus lebih intensif.

"Sejauh ini pemantauan kondisi air di dua sungai itu sudah berjalan. Masing-masing pengelola sudah terhubung atau membangun jaringan komunikasi. Ketika air mulai naik, maka akan saling memberitahu. Tapi memang early warning system nya masih manual," kata Nana.

Mereka juga telah membuat pos pemantauan di hulu sungai dengan memasang patok untuk memantau ketinggian air. Ketika air naik, maka akan dikabarkan ke seluruh pengelola wisata body rafting.

"Sejauh ini mereka disiplin, artinya ketika air memang sudah tinggi mereka tak segan untuk menutup sementara objek wisatanya. Selain itu sarana penunjang keselamatan wisatawan seperti pelampung dan helm juga sudah patuh dilaksanakan," kata Nana.

Lebih lanjut Nana mengatakan idealnya memang dipasang alat early warning system (EWS) yang memanfaatkan teknologi. Sehingga pemantauan bisa lebih efektif. "Idealnya memang dipasang EWS, sehingga ketika air naik segera diketahui oleh para pelaku wisata," kata Nana.

(mud/mud)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads