Koordinator Pengelola TPA Sarimukti Riswanto mengatakan krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk alat berat di TPA Sarimukti baru kali ini terjadi. Ia pun tak mengetahui apa alasan di balik terjadinya hal tersebut.
"Kalau untuk kehabisan BBM sepengetahuan saya baru kali ini saja kejadian. Kalau kenapa kehabisan BBM kita enggak tahu kenapa," ungkap Riswanto kepada wartawan di TPA Sarimukti, Senin (8/11/2021).
Ia menyebut dampak dari habisnya stok BBM untuk alat berat sangat besar. Terbukti dengan berhentinya operasional TPA Sarimukti, sempat penumpukan kendaraan pengangkut sampah, hingga tak terlayaninya pembuangan sampah dari masyarakat di Bandung Raya.
"Memang dampaknya sangat besar. Truk jadi enggak bisa bongkar sampah, antrean panjang, sampah di daerah menumpuk. Jadi enggak bisa melayani begitu. Konsumsi BBM kita sehari itu 1.800 liter, untuk 9 alat berat, genset, dan kendaraan operasional," ucap Riswanto.
Beruntung krisis BBM di TPA Sarimukti tak berlangsung terlalu lama. Aktivitas pembuangan sampah secara berkala berjalan lagi sejak Minggu. Namun kebanyakan truk pengangkut sampah baru bisa masuk pada hari Senin (8/11/2021).
"Sudah berjalan dari hari Minggu setelah kita mendapatkan kiriman BBM. Sekarang sudah enggak ada antrean lagi karena alat berat berjalan lagi, jadi sudah bisa menerima sampah lagi," beber Riswanto.
Namun diakuinya pada pagi tadi terjadi penumpukan kendaraan menjelang gerbang masuk TPA Sarimukti mengingat truk sudah menumpuk sejak beberapa hari sebelumnya.
"Untuk hari pertama memang ada antrean, karena kan sebelumnya numpuk. Jadi bergiliran masuknya juga, tapi siang sudah normal lagi. Jadi kita berhenti beroperasi hanya Jumat dan Sabtu," pungkas Riswanto. (mso/mso)