Sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) masuk dalam zona merah rawan bencana hidrometeorologi terutama banjir dan longsor. Warga diminta waspada apalagi saat ini hujan mulai mengguyur wilayah Bandung Barat.
Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat Duddy Prabowo mengatakan jika longsor yang mengintai 11 kecamatan tersebut dalam kategori sedang hingga tinggi. Kecamatan yang diintai potensi longsor dan banjir bandang itu, yakni Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, dan Cililin. Kemudian Kecamatan Cipatat Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang, serta Ngamprah.
"Hasil pendataan kita dari 16 kecamatan, 11 kecamatan punya potensi longsor dan banjir dengan indeks risiko tinggi di musim hujan ini," ungkap Duddy kepada wartawan, Rabu (3/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari data yang dikantonginya, sepanjang 2020 terjadi 359 bencana di wilayah Bandung Barat saat musim penghujan. Dari kejadian tersebut, mayoritasnya merupakan bencana longsor
"Di tahun 2020 itu ada 359 kejadian bencana, artinya kan dalam setahun itu setiap hari ada bencana. Yang paling banyak itu longsor, baru setelahnya banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya," ucap Duddy.
Duddy mengatakan faktor yang meningkatkan risiko terjadinya longsor di 11 kecamatan tersebut lantaran tingkat kemiringannya rata-rata mencapai 25 hingga 30 derajat. Ditambah kondisi tanah yang labil dan tidak memiliki akar rambatan sehingga sangat rapuh ketika digerus air.
"Untuk warga-warga di kecamatan itu, diminta waspada ketika turun hujan karena dikhawatirkan terjadi pergerakan tanah apalagi saat hujan deras," kata Duddy.
Pada musim penghujan ini pihaknya menyiagakan petugas mobile 24 jam untuk memantau potensi bencana hidrometeorologi yang intensitasnya mulai meningkat beberapa waktu belakangan.
"Petugas disiagakan memaksimalkan yang ada, ditambah relawan serta aparat desa. Aparat desa dan relawan memantau kondisi kewilayahan. Kita juga ada personel mobile 24 jam," ucap Duddy.
Saat ini status kebencanaan daerah Bandung Barat sendiri sudah dinaikkan menjadi siaga darurat dari sebelumnya siaga. Hal itu sebagai langkah menghadapi musim hujan dan munculnya potensi bencana hidrometeorologi.
Status siaga darurat di Bandung Barat ditetapkan sejak 1 November sampai 31 Mei 2022 mendatang. "Antisipasi masuknya musim penghujan pemerintah daerah menaikan status menjadi siaga darurat banjir, banjir bandang, dan tanah longsor dari tanggal 1 November 2021 sampai 31 Mei 2022," ujar Duddy.
(mso/mso)