Bagi detikers yang hobi memasak tentunya sudah tidak asing lagi dengan bumbu rempah seperti kunyit, laja, kencur, jahe serta bahan rempah lainnya. Namun dari manakah rempah-rempah itu berasal?
Boleh jadi rempah yang ada di dapur-dapur detikers selama ini berasal dari salah satu desa di Kabupaten Sumedang. Desa itu bernama Desa Jingkang, Kecamatan Tanjungmedar.
Di desa ini banyak ditemui perkebunan-perkebunan rempah seperti yang disebutkan diatas. Selain cocok di segala musim, dataran tinggi serta minimnya sumber air menjadi faktor utama warga lebih memilih tanaman rempah dibanding tanaman padi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di daerah sini mah jarang ada sawah, sok aja lihat, rata-rata di sini mah tanam rempah daripada padi," kata Dayat (72) salah satu petani rempah di Desa Jingkang.
Dayat menyebutkan untuk sumber air yang dapat diakses berjarak 3-5 kilometer serta hanya mengairi daerah-daerah yang berada di bawahnya. Itu mengapa area persawahan jarang ditemui di Desa Jingkang yang berada di dataran tinggi.
"Kalau pertanian paling banyaknya di Kecamatan Surian dan hanya sebagian kecil di Kecamatan Tanjungmedar," katanya.
Sekedar diketahui, Berdasarkan data badan Pusat Statistik Kabupaten Sumedang 2019, jika dipersentasekan dari luas wilyah Desa Jingkang 1. 482,05 hektar, hanya 5,81% saja digunakan sebagai persawahan, sementara sisanya 68,8% digunakan untuk ladang, huma dan lain-lain. Serta 19,58% digunakan sebagai hutan rakyat.
Dayat menyebutkan dari 2 sampai 3 kwintal bibit rempah yang ditanam, dalam setahun ia mampu memproduksi sebanyak 1 ton kunyit, 1 ton laja dan 1 ton kencur.
"Kalau jahe hanya tambahan saja, yang ditanam di lahan seluas 200 bata," ujarnya.
Produksi rempah-rempah yang dihasilkannya akan diangkut oleh bandar dan didistribusikan ke berbagai tempat di Jawa Barat dan luar Jawa Barat. Seperti Jakarta, Cibitung Bekasi, Indramayu, Majalengka, Bandung.
"Kalau di Sumedangnya, bandar-bandar dari Cimalaka dan Wado," terangnya.
Untuk jumlah produksi rempah yang dihasilkan Dayat, ia termasuk ke dalam kategori petani berskala kecil di desa tersebut. Sementara petani berskala besarnya, untuk satu kali tanam bibit saja bisa mencapai 3 sampai 5 ton.
"Berapa ton rempah coba yang mampu diproduksi oleh Desa Cijingkang kalau bibitnya saja sudah berton-ton gitu," katanya.