Diberhentikannya operasional delapan rute bus DAMRI cabang Bandung menuai protes dari karyawan. Koordinator Forum Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Pimpinan Unit Kerja (PUK) DAMRI Bandung Ade Abdul Fatah mengatakan keputusan itu malah semakin mencekik, di tengah krisis yang melanda perusahaan transportasi pelat merah tersebut.
"Selama delapan bulan ini, kami hanya diberi uang sebesar Rp 1 juta. Dengan diberhentikannya, delapan rute tersebut justru semakin menyulitkan karyawan untuk mencari penghidupan," ujar Ade saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (29/10/2021).
Ade mengatakan, sebelumnya karyawan setidaknya masih mendapatkan sedikit penghasilan dari uang jalan atau bagi komisi dari tiket yang dibeli penumpang. Tapi, dengan diberhentikannya rute tersebut otomatis tak ada lagi pendapatan yang bisa digunakan untuk menyambung hidup.
"Kalau sudah begini, bagaimana kami bisa beli untuk makan atau membayar uang pendidikan anak-anak kami ? memang masih ada tiga rute yang masih jalan, tapi apa cukup buat semua ? karena biasanya yang kemarin itu kita bergiliran mengemudikan busnya," tutur Ade.
Rencananya, ujar Ade, karyawan DAMRI cabang Bandung dan cabang-cabang lainnya yang mengalami nasib serupa akan melakukan aksi long march ke Jakarta pada Sabtu (30/10/2021). Mereka akan mendatangi kantor perusahaan, kantor Kementerian BUMN dan pihak-pihak terkait lainnya.
"Ada beberapa tuntutan yang akan kami bawa, di antaranya tuntaskan hak kami sebagai karyawan, berikan kejelasan kepada karyawan yang dimutasi dan bayarkan pesangon kepada pegawai purnabakti," kata Ade.
(yum/bbn)