Sebanyak 6.120 balita di Kabupaten Indramayu mengalami stunting. Demi menekan angka stunting Pemkab Indramayu meluncurkan Tim Gerakan Penurunan Stunting Indramayu Terpadu (Gesit).
Bupati Indramayu Nina Agustina mengatakan Tim Gesit terbentuk dari lintas perangkat daerah, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Nina mengatakan anggaran penanganan stunting di masing-masing OPD akan dijadikan satu melalui Tim Gesit.
"Tujuan lain dibentuknya Tim Gesit adalah untuk mempermudah koordinasi dan penanganan kasus stunting dari hulu ke hilir," kata Nina kepada awak media di Pendopo Bupati Indramayu, Kamis (28/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nina mengatakan penanganan kasus stunting berkaitan erat dengan peningkatan kualitas SDM di Indramayu. Politikus PDI Perjuangan itu menjelaskan adanya Tim Gesit bagian dari program perbaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Indramayu.
"Stunting berpengaruh besar pada indeks kesehatan dan pendidikan, sehingga penanganannya harus serius. Oleh karena itu saya perintahkan seluruh OPD agar ambil bagian dalam kegiatan Tim Gesit," kata Nina
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu Deden Bonni Koswara mengatakan kekurangan gizi, pernikahan dini dan kemiskinan merupakan faktor penyebab stunting.
"Kasus stunting sekarang ada 6.120 balita. Dari total 129 balita yang terdata," kata Deden.
Deden menyebutkan kasus stunting tersebar di 31 kecamatan di Indramayu. Kasus tertinggi berada di Kecamatan Balongan. Namun, Deden tak menyebutkan secara rinci jumlah kasus stunting di Balongan.
"Terbanyak di Kecamatan Balongan," ujarnya.
(mso/mso)