Sebanyak 200 ton ikan nila dan mas mati mendadak di kolam jaring apung (KJA) Waduk Jangari, Kabupaten Cianjur. Kematian massal ikan yang diduga disebabkan upwelling dan peralihan cuaca mengakibatkan petani merugi.
Jimmy, pemilik KJA di Blok Cinenang Kecamatan Mande mengatakan, kematian ikan di KJA di Waduk Jangari sudah terjadi sejak lima hari lalu. Puncaknya, Rabu (20/10) pagi kematian massal terjadi hampir di seluruh KJA.
"Awalnya hanya sedikit, kemudian besoknya ada lagi yang mati. Tapi hari tadi pagi semakin banyak, bahkan di KJA saya semua ikan yang ditanam mati," ucapnya, Rabu (20/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, dari puluhan KJA di blok tersebut, diperkirakan total ikan yang mati mencapai 200 ton. "Setiap kolam hitungan yang matinya ton-an. Mulai dari hanya yang beberapa ton, hingga yang KJA-nya besar seperti milik saya ikan yang mati mencapai 30 ton. Kalau ditotal dengan rekan yang lain, sampai 200 ton yang mati," kata Jimmy.
Dia menjelaskan kematian ikan di tahun ini lebih parah dibandingkan tahun lalu, dimana pada 2020 total ikan yang mati hanya 30 ton. "Lebih parah yang sekarang, kalau dulu 30 ton itu total keseluruhan, sedangkan sekarang dari kolam saya saja sudah 30 ton, ditambah kolam yang lain," ujarnya.
"Saya sendiri saja merugi sampai Rp 700 kita, karena total semuanya mati, tidak ada yang bisa dipanen. Jadi kalau ditotalkan dengan petani ikan yang lain, kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah," tutur Jimmy menambahkan.
Menurut dia, kematian massal ikan ini disebabkan terjadinya upwelling dan perubahan cuaca secara ekstrem. "Jadi perubahan cuaca, sehingga mengakibatkan juga upwelling. Sebenarnya petani sudah terbiasa menghadapi hal tersebut, tapi kondisi cuacanya juga ekstrem, sehingga kematiannya lebih parah dibandingkan tahun lalu," ucap Jimmy.
Kepala UPTD Jangari Budi Prayatna mengatakan kematian massal ikan di Waduk Jangari memang terjadi sejak beberapa hari terakhir. Hal itu disebabkan hujan terus menerus di kawasan hulu sungai, sehingga mengakibatkan mengalir air kotor ke perairan Waduk Cirata.
"Kawasan perairan Waduk Jangari mengalami kiriman air kotor dari hulu sungai, jadi ikan-ikan yang berada di situ kekurangan air bersih sehingga ikan tersebut mati mendadak," ujarnya.
Baca juga: Babak Baru Nasib Jembatan Buntung di Cianjur |
Ia mengaku kesulitan untuk menyiasati kejadian tersebut, karena ini di sebabkan dari hulu sungai. "Ya gimana susah kalau di hulu sungai hujan terus otomatis mengalirkan air kotor yang menyebabkan ikan mati mendadak," kata Budi.
Menurut Budi, kejadian ini bukan pertama kalinya terjadi. "Para petani juga sudah mengetahui apabila ada cuaca buruk seperti ini akan berdampak kepada pembudidayaan ikan. Kami hanya bisa mengimbau petani supaya lebih cepat menjual ikan yang siap panen, sehingga tidak terlalu anjlok pendapatannya," tutur Budi.