Mengenal Tiga Bahasa di Karawang, Simak Lur!

Pustaka Jabar

Mengenal Tiga Bahasa di Karawang, Simak Lur!

Yuda Febrian Silitonga - detikNews
Rabu, 20 Okt 2021 09:23 WIB
Karawang
Taman 'I Love Karawang' menjadi taman favorit yang dikunjungi warga. Lokasinya di pusat kota yang berdekatan dengan kantor Pemkab Karawang. (Foto: Yuda Febrian Silitonga/detikcom)
Karawang -

Bahasa lokal yang digunakan di Karawang, Jawa Barat, ternyata bukan hanya bahasa Sunda. Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Karawang mengungkapkan ada bahasa lokal lainnya yang digunakan masyarakat.

Kepala Disparbud Karawang, Yudi Yudiawan menuturkan secara umum penggunaan komunikasi di Karawang mayoritas berbahasa Sunda, namun di beberapa bagian wilayah Karawang ada dua bahasa lokal yang juga dipakai sebagai bahasa keseharian warga.

"Mayoritas memang berbahasa Sunda. Tapi di daerah seperti utara dan wilayah Pakisjaya itu menggunakan bahasa Jawa dan Betawi," kata Yudi, Rabu (20/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahasa Betawi

Menurut Yudi, adanya penggunaan bahasa Betawi muncul sejak abad ke-7, ketika adanya pengaruh Kerajaan Sriwijaya dan kedatangan orang-orang melayu ke Tarumanegara.

"Saat ini jejak bahasa Betawi dapat ditemui di Kecamatan Batujaya dan Pakisjaya," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Bahasa Jawa

Selain itu, penggunaan bahasa Jawa pengaruh sejak masa Kerajaan Tarumanegara. Fakta tersebut didukung oleh penemuan beberapa naskah kuno yang menggunakan aksara Jawa.

"Pada saat penguasaan wilayah Karawang oleh Kerajaan Mataram, bahasa Jawa banyak digunakan. Saat ini sisa penutur bahasa Jawa ada di Kecamatan Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Pedes dan Banyusari," tutur Yudi.

Bahasa Sunda

Sementara untuk bahasa Sunda yang merupakan 'Bahasa Ibu', sudah sejak lama digunakan di Karawang. Yudi menjelaskan belum ada peneliti yang pernah mengkaji secara mendalam terkait tiga bahasa di Karawang.

"Secara keilmuan bahasa kami memang belum mendapatkan kajiannya, dan belum pernah ada penelitiannya," ujar Yudi.

Salah satu penutur di daerah Cilamaya, Apriyanto (36), mengaku telah menggunakan bahasa Jawa sejak kecil. "Jadi sudah turun temurun dan tidak diajarkan di sekolah," ucap Apriyanto yang juga aktif sebagai pegiat literasi di Karawang.

Sebagai contoh, salah satu kalimat 'Aku ingin sehat' dialih bahasa dengan menggunakan bahasa Jawa Karawang menjadi 'Kula kepengen urip waras'.

"Jadi bisa juga dipakai kata 'Sehat' ataupun 'Waras'," katanya.

Kalau digolongkan dalam konteks bahasa, dia menjelaskan, bahasa Jawa Cilamaya ini masuk ke dalam bahasa Jawa Ngoko. "Sama halnya Bahasa Sunda ada bahasa halus dan bahasa loma," ujar Apriyanto.

Hingga saat ini ia belum menemukan penutur bahasa Jawa Cilamaya atau Karawang yang berbahasa Jawa Ngoko atau halus dalam kehidupan sehari-hari.

Mulyanto (30), salah satu tokoh pemuda di Batujaya, mengatakan hal serupa. "Untuk bahasa yang digunakan di Batujaya ini memang campur. Ada pakai Sunda dan kadang Betawi, tapi lebih dominan Betawi," kata Mul, panggilan akrabnya.

Contoh kalimat 'Aku ingin hidup sehat', kalau di daerah Mulyanto menjadi 'Aye pengen hidup sehat'.

"Seperti Betawi di Jakarta karena mungkin daerah di sini berbatasan dengan Bekasi. Jadi mungkin terpengaruh bahasanya," tutur Mul.

Halaman 2 dari 2
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads