Alap Alap China merupakan burung pemangsa yang panjang tubuhnya 25 hingga 35 sentimeter. Burung migran ini biasa melanglang buana pada saat di tempat asalnya musim dingin. Tidak hanya di Indonesia, Alap-alap ini juga berimigrasi hingga ke Philipina dan Papua New Guinea.
Sedangkan Elang Alap Nippon merupakan raptor pemakan burung kecil dari keluarga Accipitridae dan merupakan burung migran dari Jepang, Asia Tenggara atau Sunda Besar. "Dua raptor ini biasanya migrasi ke Indonesia pada September-Oktober sebelum kembali ke negeri asalnya," kata Hery.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Macan Tutul Terekam di Gunung Sanggabuana |
Direktur Eksekutif Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) Solihin Fuadi mengatakan soal dua burung migrasi ini menjadi kabar baik di dunia konservasi Sanggabuana. "Kita sedang mengajukan perubahan status kawasan Sanggabuana menjadi Taman Nasional, dan hari ini dikunjungi oleh burung migran dari China. Paling tidak, pilihan burung migran ini ke Sanggabuana merupakan indikator bahwa ekosistem di Sanggabuana masih relatif bagus, dan harus ada kebijakan pelestarian dan perlindungan di Sanggabuana," ujar Solihin.
Selain itu, menurut dia, di jalur pengamatan burung ini juga bisa ditemui satwa asli Jawa Barat. "Maskotnya adalah Elang Jawa (Nisaetus Bartelsi). Selain burung, juga bisa ditemui tiga jenis primata, yaitu Owa Jawa, Surili, dan Lutung Jawa," kata Solihin.
Sebelumnya, Alap-alap capung atau burung terkecil di dunia dari keluarga Falcon ditemukan oleh tim Sanggabuana Wildlife Expedition di Pegunungan Sanggabuana, Karawang. Koordinator Sanggabuana Wildlife Expedition Bernard T Wahyu Wiryanta mengungkapkan penemuan itu didapatkan saat mendata sebaran burung di Pegunungan Sanggabuana bersama tim BDB Indonesia.
"Saya waktu itu sedang mengantar tim BDB Channel Indonesia ke Sanggabuana untuk melihat sebaran burung-burung di Sanggabuana," kata Bernard, Sabtu (3/4).
Dari penelusuran tersebut, pada akhir Maret lalu, dia mendapatkan burung alap-alap capung. "Jadi saya dapat temuan burung alap-alap capung itu pada bulan Maret," ucap Bernard yang aktif sebagai fotografer The Wildlife Photographers Community.
(bbn/bbn)