Para pedagang menjerit akibat sepinya wisatawan yang berkunjung ke Situ Sipatahunan, Baleendah, Kabupaten Bandung. Situ yang dibangun pada 1971 itu, sengaja dikeringkan untuk mempermudah perbaikan pintu air yang rusak. Selain pintu air, kabarnya situ tersebut akan dikeruk.
Yayah (55), salah satu pedagang di area situ, mengeluh karena sepinya wisatawan. Biasanya pada akhir pekan selalu ada yang berolahraga.
"Ya beginilah kondisinya, nggak ada orang. Sepi," ujar Yayah kepada detikcom, Sabtu (9/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan, kini penghasilannya terus-menerus mengalami penurunan. Dari yang semula bisa memperoleh jutaan rupiah, kini ratusan rupiah saja perlu menanti lama.
"Sekarang paling Rp 200 ribu juga itu seminggu," ucap dia.
Karena minimnya pemasukan, utangnya ke bank tidak terbayar. Yayah terpaksa meminta keringanan kepada pihak bank.
"Utang belum bisa dibayar. Mau bayar, kondisinya kayak gini," katanya.
Simak juga 'Peristiwa Kekeringan dan Banjir di Bumi Meningkat':
Menurut Yayah, sepinya pengunjung dikarenakan pandemi COVID-19. Kemudian diperparah dengan adanya pengeringan situ membuat wisatawan semakin sedikit.
"Sekarang sepi sekali. Paling utama di sini kan air, kalau wisatawan ke sini juga nongkrong sambil liat air, ikan, ngasih makan juga," tutur Yayah.
Hal sama pun dialami Alit Dasri. Dia hanya mengandalkan pengunjung di akhir pekan.
"Kadang ada yang lari, ke sini istirahatnya. Dulu bisa habis lima dus air. Sekarang satu dus palingan," kata Alit.
Dia berharap agar segera ada kejelasan terkait perbaikan Situ Sipatahunan. Sebab, pintu air sudah diperbaiki, namun pengerukan belum juga ada pengerjaan.
"Ya bapak harapannya bisa balik kayak dulu lagi. Jadi ramai lagi, itu saja," ujar Alit.
Kepala Dinas Sumber Daya Air Jawa Barat Dikky Achmad Sidik menuturkan bahwa pengelolaan Situ Sipatahunan ditangani oleh BBWS. Saat dikonfirmasi, Kepala BBWS Citarum Bastari hanya menjawab singkat.
"Ya, masalah banyak, kita satu persatu selesaikan," kata Bastari di rumah dinas bupati Bandung, Jumat (8/9).