Wali Kota Bogor Bima Arya mengapresiasi langkah dilakukan Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa Barat terhadap dua sekolah yang terlibat kasus penusukan yang menewaskan seorang siswa SMAN 7 Kota Bogor. KCD wilayah II Jawa Barat berencana menghentikan sementara aktivitas Pelajaran Tatap Muka (PTM) di dua sekolah tempat korban dan pelaku belajar yaitu SMAN 6 dan SMAN 7 Bogor.
"Saya mengapresiasi telah diambil langkah cepat oleh KCD dinas Pendidikan untuk memberikan sanksi menghentikan proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di kedua SMA ini ya," kata Bima, Sabtu (9/10/2021).
"Kita tidak ingin ada ekses yang lain dari peristiwa ini. Saya kira harus betul-betul diputus mata rantai ini, tidak ada-ada yang berlanjut dari sini. Kita imbau untuk semua menahan diri karena kami akan bertindak tegas kepada siapa pun yang menjadi ekses dari peristiwa ini," kata Bima menegaskan.
Karena wewenang SMA ada di Pemprov Jabar, Bima akan berkonsultasi dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil untuk secara sistematis merumuskan kebijakan yang lebih efektif agar bisa mencegah peristiwa serupa terulang kembali. "Kita akan rumuskan, ke depan apa tindakan-tindakan kita. Karena harus ada dimensi pembinaan yang penting. Tapi, jangan sampai persoalan personal ini juga merusak kelembagaan (sekolah) secara keseluruhan. Harus ada pola yang pas," ujar Bima.
Kasie Pengawas Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Jawa Barat Irman Khaeruman mengatakan pihaknya akan mencabut izin pelaksanaan PTM kepada sekolah yang siswanya terlibat tawuran, aksi kekerasan dan kegiatan meresahkan masyarakat.
"Kita akan coba kaji kembali terkait kebijakan untuk SMA 6 dan 7, ya sepertinya kemungkinan kita akan coba menunda PTM-nya," kata Iman.
Simak juga 'PTM Digelar, Pelajar Malah Tawuran di Lenteng Agung':
(bbn/bbn)