Jabar Hari Ini: Pelajar Tewas Ditusuk-Warga Miskin Bandung Bertambah 3 Ribu

Jabar Hari Ini: Pelajar Tewas Ditusuk-Warga Miskin Bandung Bertambah 3 Ribu

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 07 Okt 2021 21:26 WIB
ilustrasi pembunuhan
Ilustrasi (Foto: detik)
Bandung -

Sejumlah berita menyita perhatian pembaca Jabar hari ini. Mulai dari pelajar tewas ditusuk hingga warga miskin Bandung bertambah 3 ribu.

Bocah Sukabumi Hilang 5 Hari Ditemukan di Sumur Tua

Sempat dikabarkan hilang, Hadid Kamali ditemukan selamat di dalam sumur sedalam 15 meter. Kondisi sumur tanpa air itu diketahui dalam kondisi tertutup rapi oleh papan di bagian permukaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi itu dikabarkan Yuliani (37), ibu Hadid. Dia mengatakan putranya ditemukan oleh pencari rumput di dekat sumur, Kecamatan Cikole, Kabupaten Sukabumi, Kamis (7/10/2021), pukul 11.00 WIB. Suara bocah berusia lima tahun tersebut terdengar pencari rumput.

"Sudah ditemukan alhamdulillah. Lokasinya (sumur) dekat dengan rumah, hanya beberapa meter. Kedalaman sumur sekitar 15 meter, kecil," kata Yuliani via sambungan telepon.

ADVERTISEMENT

"Sepertinya dia tidur atau pingsan. Ketahuannya ada yang bersihin rumput, lalu ada suara terdengar minta tolong. Kondisi sumur enggak ada airnya. Sumur engak terpakai," ucap dia menambahkan.

Dia menyebut anaknya mengalami luka. Saat ini Hadid mendapat penanganan medis.

"Sepertinya kakinya patah. Dibawa ke rumah sakit, takut kekurangan oksigen," kata Yuliani.

Yuliani heran kenapa anaknya berada di dalam sumur. Sebab, kata dia, permukaan sumur itu tertutup papan.

"Kondisi sumur tertutup rapi. Sepertinya ada yang ambil, terus masukin anak saya ke situ (sumur). Kalau enggak begitu bagaimana lagi? Intinya kondisi sumur itu tertutup rapi pakai papan," ujar Yuliani.

Hadid awalnya disebut hilang saat bermain layangan pada Rabu (6/10). Sejumlah saksi mengaku sempat melihat bocah tersebut mengikuti badut pengamen yang melintasi kawasan tersebut.

Pelajar di Bogor Ditusuk hingga Tewas

2 pelajar di Kota Bogor diamankan polisi karena menusuk RM (17), pelajar di Kota Bogor hingga tewas pada Rabu (6/10/2021) malam. Pelaku mengaku dendam karena sempat dipukuli beberapa jam sebelum aksi penusukan.

"Saya menyesal, Pak. (Apa motifnya) dendam pribadi, Pak," kata pelaku penusukan, Rizki Agung (18) ketika ditanyai Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro, Kamis (7/10/2021).

Rizki Agung merupakan pelaku utama kasus penusukan terhadap RM (17), seorang siswa SMA Negeri di Kota Bogor pada Rabu (6/10/2021) malam. Rizki mengaku menusuk korban karena dendam sempat dipukuli beberapa jam sebelumnya. Rizki ditetapkan sebagai tersangka bersama 1 rekannya berinisial ML (17) yang juga berstatus pelajar.

"Tersangka ini (Rizki Agung) punya dendam pribadi. Jadi pada saat sebelum kejadian penusukan, pelaku ini sempat dipukuli sekitar jam 15:00 wib. Kemungkinan besar oleh korban ini (RM)," kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Dhoni Ermawan, Kamis (7/10/2021).

"Korban dan pelaku beda sekolah. Korban dan pelaku ini juga sebenarnya tidak saling kenal, tetapi pelaku tahu kalau korban sekolah dimana dan suka nongkrong dimana," imbuhnya.

Dhoni menyebut, saat ini pihaknya juga masih menyelidiki siapa sebenarnya yang melakukan pemukulan terhadap Rizki Agung.

"Jadi informasi ini masih kita dalami, kita juga belum tahu siapa yang melakukan pemukulan ini. Tetapi anggapan pelaku yang memukulinya itu adalah anak sma itu, termasuk korban itu," kata Dhoni.

Rizki Agung datang ke lokasi dan menemui korban RM bersama ML dan 4 rekannya yang lain. Saat kejadian, korban RM tengah bersama seorang rekannya yang sempat melarikan diri ke warung sekitar lokasi kejadian.

Pelaku yang sudah mengincar korban langsung menusuk korban hingga tewas di lokasi. Sementara satu rekan korban dibiarkan dan tidak dilukai.

"Korban ini kan dua orang, yang 1 lari ke warung. Tetapi yang 1 ini (korban RM), entah tertinggal atau apa, kemudian dianiaya. Korban (RM) ini memang yang diincar pelaku," kata Dhoni.

Dari hasil otopsi terungkap ada 3 luka akibat senjata tajam yang dialami oleh korban. Diantaranya yakni, luka tusuk di dada, luka sabet di tengkuk dan kaki.

"Dari hasil autopsi ada 3 luka. 1 di dada dan itu yang sebabkan meninggal dunia, luka di tengkuk 1 dan luka di kaki," kataDhoni.

Warga Miskin di Kota Bandung Bertambah 3 Ribu

Sebanyak 3.000 ribu orang di Kota Bandung masuk golongan warga miskin baru di tahun 2021. Jumlah warga miskin ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

"Real warga miskin tidak mampu tiga ribu," kata Kadinsos Kota Bandung Tono Rusdiantono di Balai Kota Bandung, Kamis (7/10/2021).

Warga berkategori miskin baru ini sudah masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) tahun 2021. "DTKS 139 ribu saat ini penetapan Januari 2021, kalau Tahun 2020 136 ribu. Ada kenaikan warga miskin tiga ribu," ucap Tono.

Selain itu, warga Kota Bandung yang mendapatkan bantuan perlindungan sosial dan masuk ke data non-DTKS mencapai 60 ribu. Perlindungan sosial itu memenuhi kebutuhan selama pandemi saja atau selama PPKM Darurat.

"Alhamdulillah Pemkot Bandung yang mengeluarkan anggaran yang bisa dimanfaatkan 60 ribu. Tapi kalau warga miskin yang tadi tiga ribu KK, jumlahnya naik," ucapTono.

Warga Cisewu Garut Kecewa Ustaz Solmed Tak Datang

Kasus 'pengajian batal' yang menyeret Ustaz Solmed kini ramai dibahas. Ustaz Solmed mempolisikan Ustaz Suwarna lantaran dianggap mencemarkan nama baiknya.

Pengajian itu tadinya akan digelar di Kampung Cisamak, Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu, Garut hari Minggu (26/9) malam.

Camat Cisewu Heri membenarkan hal tersebut. Heri menyebut ada pemberitahuan yang diterima pihaknya dari panitia penyelenggara acara.

"Acaranya hari Minggu malam Senin. Kami mendapatkan pemberitahuan 6 jam sebelum kegiatan," ujar Heri saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (7/10/2021).

Pengajian itu batal dan kini berujung panjang lantaran Ustaz Solmed yang sebelumnya dijadwalkan mengisi acara, batal hadir.

Ustaz Suwarna sebagai penghubung antara panitia dengan Ustaz Solmed merasa terdesak saat itu lantaran batalnya kehadiran Ustaz Solmed. Dia bahkan merasa terancam karena massa marah.

Heri menjelaskan, sempat ada ketegangan saat acara batal dilakukan. Sebab, masyarakat yang menunggu Ustaz Solmed sejak sore merasa kecewa.

"Sempat ada ketegangan karena masyarakat merasa kecewa. Tapi kami pastikan tidak ada tindakan anarkis apalagi pengerusakan," katanya.

Heri mengatakan, saat itu, petugas yang berada di lokasi langsung mengamankan Ustaz Suwarna dari amuk massa. Saat ini, situasi di lokasi sudah kondusif.

"Kerugian warga sudah dikembalikan oleh UstazSuwarna ini. Hanya saja warga masih kecewa kenapa UstazSolmed tak jadi datang," ujarHeri.

MUI Minta Warga Garut yang Dibaiat NII Diusut Tuntas

Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara soal kabar puluhan warga Garut dibaiat masuk Negara Islam Indonesia (NII). MUI minta hal tersebut diselidiki.

Ketua MUI Garut KH Sirojul Munir mengatakan kabar mengenai puluhan warga Garut dibaiat masuk Negara Islam Indonesia (NII) harus segera ditangani.

"Ini krusial, harus segera ditangani," ucap Munir kepada wartawan, Kamis (7/10/2021).

Munir mengatakan NII sebagai gerakan makar yang membahayakan bagi negara. Untuk itu, pihaknya meminta agar kejadian ini segera ditangani.

"Karena kalau dibiarkan, ini akan lebih berbahaya," ujar Munir.

Munir menambahkan pihaknya sendiri saat ini terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menentukan sikap atas dugaan baiat NII kepada puluhan warga Garut ini.

"Kita sudah bahas yang di Sukamentri ini, dari kelompok NII. Mereja merekrut anak-anak sampai puluhan bahkan di antaranya dibawah umur," katanya.

Sebelumnya, puluhan warga Garut dikabarkan dibaiat untuk masuk aliran sesat NII. Hal tersebut terungkap setelah beberapa di antara mereka menyuarakan hal tersebut. Salah satunya, adalah seorang remaja yang mengaku kepada orang tuanya bahwa mereka ikut dengan aliran NII.

Orang tua yang cemas kemudian melaporkan hal tersebut ke perangkat desa setempat. Setelah didata, ternyata ada 59 orang yang diduga sudah dibaiat masuk NII di wilayah tersebut.

Hingga saat ini belum diketahui bagaimana mereka dibaiat hingga apa saja yang harus dilakukan setelah masuk NII. Namun, salah satu kejanggalannya adalah mereka menganggap pemerintah RI sebagai thogut.

Halaman 6 dari 5
(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads