Warga berbondong-bondong datang ke Bendung Rentang, Kecamatan Jatitujuh, Majalengka, untuk berburu ikan 'mabuk'. Hal itu dilakukan karena air di Bendung Rentang ini sedang susut karena 'dikuras'.
Pantauan detikcom di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB, Senin (4/10/2021), volume air Bendung Rentang Majalengka yang mulai menyusut dimanfaatkan warga untuk berburu ikan. Warga datang dengan membawa berbagai jenis alat penangkap ikan seperti jaring hingga alat pancing.
Ketinggian air yang jauh di bawah batas normal membuat tidak sedikit warga yang nyemplung Sungai Cimanuk. Saat dikeringkan, ketinggian air Bendung Rentang yang biasanya mencapai 5 meter kini hanya kisaran 50 sentimeter saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berburu ikan 'mabuk' saat Bendung Rentang dikuras ini sudah seperti tradisi yang dilakukan tiap tahun. Bahkan mereka yang datang untuk mencari ikan tidak hanya merupakan warga sekitar, namun ada juga dari luar Majalengka.
Seperti yang dilakukan Abdul Malik (30). Malik yang merupakan warga Indramayu ini sengaja datang ke Bandung Rentang hanya untuk mencari ikan 'mabuk' akibat volume air yang menyusut.
"Dari Indramayu, tadi datang jam 7 pagi. Sengaja ke sini buat cari ikan," ucap Malik.
Malik sudah sering datang untuk mencari ikan manakala air Bendung Rentang dikeringkan. Menurutnya, banyak jenis ikan yang bermunculan saat air menyusut.tu
"Di sini kalau pengeringan biasanya banyak ikannya pada muncul, ada ikan patin, bawal banyaklah. Biasanya itu dapat ya lumayan banyak, buat dimakan di rumah," tutur Malik.
Warga akan terus mencari ikan 'mabuk' di Bendung Rentang hingga air benar-benar susut. Biasanya, warga bertahan hingga sore bahkan malam hari.
"Bisa sampai sore mas, nunggu airnya benar-benar susut," tutup Malik.
Menyusutnya volume air di Bendung Rentang terjadi karena Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung menutup sementara pintu air di Waduk Jatigede, Sumedang yang mengairi sungai Cimanuk. Koordinator Lapangan Bendung Rentang Dadi Supriyadi mengatakan pengurasan atau pengeringan air Bendung Rentang rutin dilakukan tiap tahunnya. Tujuannya untuk perbaikan sejumlah instrumen bendung.
"Ini rutin setiap satu tahun sekali kami melaksanakan pengeringan yang bertujuan untuk pemeliharaan instrumen bendung, seperti ada pengerjaan perbaikan pintu, pengecatan dan lainnya," kata Dadi.
Dia menjelaskan ada dua proses pengeringan Bendung Rentang Majalengka. Pertama, pengeringan untuk saluran induk Sindupraja mulai 1-31 Oktober. Kemudian yang kedua, pengeringan saluran Cipelang mulai 1 Oktober-15 November.
"Untuk pengeringan ada dua, untuk saluran induk Sindupraja dari 1-31 Oktober, kemudian untuk Cipelang 1 Oktober-15 November," ucapnya.
"Kenapa Cipelang lebih panjang karena di Cipelang sedang dilakukan modernisasi saluran irigasi rentang sehingga ketika menghadapi MT (musim tanam) 1, pengerjaan itu sudah hampir rampung. Jadi ketika harus menghadapi MT 2 suplai kita tidak terlalu berat," ujar Dadi menambahkan.
Menurutnya, pada 1 November nanti, saluran induk Sindupraja harus segera disuplai air yang berfungsi sebagai saluran irigasi bagi sawah-sawah yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon. "Tanggal 1 November harus sudah mengairi saluran Sindupraja karena di prediksi Kabupaten Cirebon sudah mulai memasuki MT 1," kata Dadi.
Dia menjelaskan pengeringan Bendung Rentang ini juga merupakan salah satu upaya untuk mengantisipasi terjadinya banjir di musim penghujan. Menurutnya, selama dikeringkan, sedimen lumpur di Sungai Cimanuk akan dibilas.
"ini salah satu upaya untuk mengantisipasi terjadinya banjir, jadi sedimen lumpur di pinggir bendung kita bilas jadi agar volume bendung bisa bertambah dan bisa menahan air lebih tinggi," tutur Dadi.