Akhir pekan lalu, Cianjur dihebohkan dengan bentrokan maut dua organisasi masyarakat (Ormas) di perbatasan Cianjur-Sukabumi. Meski pada akhirnya kedua Ormas kini berdamai, bentrokan tersebut mengakibatkan satu orang tewas.
Tujuh orang pun ditetapkan sebagai tersangka, di mana lima di antaranya sudah berhasil diamankan sedangkan dua lainnya masih buron.
Begini Fakta-fakta bentrokan maut Ormas Pemuda Pancasila dan BPPKB di Cianjur :
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Dipicu Bentrokan di Sumedang
Dua Ormas yakni Pemuda Pancasila dan BPPKB di perbatasan Cianjur-Sukabumi terlibat bentrokan di perbatasan Cianjur-Sukabumi, Minggu (26/9/2021) sore.
Bentrokan tersebut diduga dipicu bentrokan di Sumedang yang terjadi beberapa jam sebelumnya.
Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan, mengatakan pasca bentrokan di Sumedang, anggota Ormas BPPKB mendatangi Ormas PP di kawasan Sukalarang Sukabumi. Namun kedatangannya malah menimbulkan kesalahan pahaman.
Akibatnya sekelompok anggota Ormas PP mendatangi balik markas BPPKB di kawasan Gekbrong Cianjur.
"Karena saling mendatangi dengan membawa massa, akibatnya terjadi bentrokan di perbatasan Cianjur-Sukabumi. Padahal sebelumnya tidak ada masalah antar dua ormas itu," ucap Doni.
2. Massa Rusak-Bakar Pos BPPKB
Dalam bentrokan, massa dari kedua Ormas saling serang menggunakan senjata tajam dan senjata tumpul.
Massa dari Ormas PP sempat melakukan pengerusakan pos BPPKB. Dari video yang beredar, bahkan terlihat jika pos tersebut juga dibakar massa. Pos yang kini tinggal sisa puing-puing itupun masih diberi garis polisi.
3. Satu Orang Meninggal
Tak hanya mengakibatkan pos rusak dan terbakar, bentrokan maut antara dua Ormas tersebut mengakibatkan satu orang tewas. Korban meninggal dunia dengan banyak luka luka lebam hingga bacok.
Korban yang diketahui bernama Endang (38) warga Sukabumi sempat berusaha kabur saat puluhan orang dari BPPKB balik menyerang usai posnya dirusak.
Korban yang merupakan anggota Ormas PP kabur menggunakan sepeda motor. Nahas, korban yang dikejar menggunakan mobil terjatuh usai sepeda motornya ditabrak.
Korban yang dalam kondisi tergeletak pun langsung menjadi sasaran anggota Ormas BPPKB. Akibatnya korban meregang nyawa di lokasi kejadian.
"Korban ditabrak, kemudian dipukuli dan dibacok para pelaku. Terdapat luka lebam serta luka bacok di bagian punggung, kepala belakang, hingga wajah bagian kiri," ujar Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Anton.
4. Tujuh Orang Ditetapkan Tersangka, 2 Buron
Polisi menetapkan tujuh tersangka kasus tewasnya Endang (48), dalam bentrokan maut Ormas Pemuda Pancasila dan BPPKB di perbatasan Cianjur-Sukabumi.
Namun polisi baru berhasil menangkap lima orang, sedangkan dua pelaku lainnya masih buron.
Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan, mengatakan kelima tersangka sudah ditahan di sel tahanan Mapolres Cianjur. Doni menambahkan polisi juga masih melakukan pengejaran terhadap dua tersangka lainnya.
"Selain kelima tersangka ada dua lagi tersangka yang ikut dalam aksi pengeroyokan saat bentrokan maut tersebut. Identitasnya sudah diketahui, anggota sedang melakukan pengejaran," tuturnya.
Menurut Doni, polisi juga mengamankan berbagai barang bukti, mulai dari senjata tajam berupa golok dan samurai, mobil, serta beberapa bareng bambu.
"Kita amankan juga barang bukti senjata tajam hingga kendaraan yang digunakan pelaku hingga mengakibatkan korban tewas," ucap dia.
Doni mengatakan para tersangka dijerat dengan pasal 170 KHUP, Pasal 351 KUHP, dan Undang-undang Darurat nomor 12 tahun 51.
"Ancaman hukuman 5 tahun penjara dan di beratkan lantaran penganiayaan dan pengeroyokan mengakibatkan korban meninggal dunia," ujar Doni.
5. Ormas Cianjur Deklarasi Damai
Pasca bentrokan maut di perbatasan Cianjur-Sukabumi, sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat melakukan deklarasi damai.
Deklarasi damai tersebut digelar di Mapolres Cianjur dengan disaksikan Forum Pimpinan Daerah (Forkopimda). Para pimpinan Ormas pun menandatangani kesepakatan untuk berdamai dan menjaga kondusifitas di Tatar Santri.
Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan, mengatakan para pimpinan Ormas diminta untuk menjaga anggotanya agar tidak lagi berseteru, terlebih tersulut isu dari luar daerah.
Doni juga meminta semua pihak bersatu dan menjadikan perbedaan sebagai kekuatan untuk memajukan Cianjur.
"Disaksikan Forkopimda, semua Ormas di Cianjur sepakat untuk bersatu menghilangkan perbedaan untuk kemajuan Cianjur. Tidak ada lagi konflik, apalagi yang dipicu isu di luar daerah," kata dia.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Cianjur meminta organisasi masyarakat (Ormas) tidak lagi berkonflik. Dikhawatirkan konflik yang muncul membuat investor kabur dan enggak berinvestasi di Kota Santri.
Bupati Cianjur Herman Suherman, mengatakan pemerintah saat ini tengah berupaya mengembalikan perekonomian akibat dampak COVID-19. Upaya itu bisa terganggu dengan banyaknya konflik antar Ormas.
"Jelas akan mengganggu, investor menilai kondisi keamanan dan kondusifitas daerah di mana mereka berinvestasi. Mereka cenderung memilih daerah yang minim konflik antar Ormas. Makanya kalau terus konflik, investor bisa kabur," ujar Herman.
Lihat juga Video: Anggota Ormas Ngamuk di RS Gegara Hasil Tes Swab