Warga Desa Tenjolaut, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat bisa bernafas lega. Anak-anak mereka tak harus lagi bertaruh nyawa melawan derasnya air Sungai Cikidang untuk pergi ke sekolah.
Pasalnya, saat ini jembatan gantung kokoh telah terpasang membentang di atas aliran Sungai Cikidang yang memiliki aliran cukup deras.
"Banyak warga melaporkan soal kebutuhan jembatan gantung di daerahnya karena terputusnya akses ekonomi, pendidikan dan pelayanan lainnya. Maka daripada itu kemudian jadi isu kemanusiaan yang wajib direspon oleh JQR," ujar Koordinator Kanal Jembatan JQR Mulla Panggabean, Kamis (30/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulla mengatakan, sebelumnya warga Desa Tenjolaut tak bisa keluar dari wilayahnya jika aliran sungai sedang deras. Oleh karena itu, keberadaan jembatan menjadi sarana yang vital bagi warga desa.
Agar ada rasa memiliki dari warga desa, JQR melibatkan masyarakat dalam pembangunan jembatan gantung itu. Pihaknya juga menggandeng BJB dan Vertical Rescue Indonesia yang telah berpengalaman dalam membangun jembatan gantung di daerah terpencil.
"jauh hari sebelum pembangunan kami melakukan assesment dan sosialisasi sampai membentuk kelompok kerja sehingga ujungnya bukan hanya membangun infrastuktur tapi juga menghubungkan manusia dengan manusia," kata Mulla.
"Pengerjaan melalui jasa kontraktor akan lebih lama, kunci kecepatan adalah partisipasi masyarakat dengan tim teknis pengerjaan, disini seminggu selesai" ucapnya melanjutkan.
Kepala Desa Tenjolaut Soleh mengatakan, keberadaan jembatan gantung sangat penting untuk menunjang kehidupan warga. Pasalnya, jika hujan deras dan sungai meluap, 1.600 penduduk Tenjolaut terisolir.
"Dengan jembatan ini, 1600 penduduk Desa Tenjolaut bisa menyeberang Sungai Cikidang dengan tenang, ini yang kami inginkan selama ini," ujarnya.
Soleh mengatakan, telah lama memimpikan jembatan yang melintasi Sungai Cikidang. Pasalnya, akses utama keluar masuk desa yang berada di ujung Sukabumi Selatan itu terpotong lintasan aliran sungai.
"Jika hujan deras dan sungai meluap, penduduk desa tidak bisa lewat, kini akhirnya kami bisa bahkan dengan kendaraan roda dua," ucap Soleh.
(yum/mud)