Hujan mulai mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka mengingatkan masyarakat potensi bencana tanah longsor.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Majalengka Indrayanto mengatakan, ada 18 kecamatan yang berstatus rawan longsor. Belasan kecamatan itu kata Indra, sebagian besar ada di wilayah perbukitan dan pegunungan.
"Majalengka itu kan tiga wilayah, pegunungan, perbukitan dan dataran rendah. Nah yang rawan itu di wilayah perbukitan dan pegunungan, itu yang berpotensi terjadi longsor. Tepatnya ada 18 kecamatan," kata Indra saat diwawancarai detikcom, Kamis (16/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
18 kecamatan yang rawan terjadi bencana longsor itu ialah kecamatan Lemahsugih, Bantarujeg, Malausma, Cikijing, Cingambul, Talaga, Banjaran, Argapura, Maja dan Majalengka.
Kemudian kecamatan Cigasong, Sukahaji, Rajagaluh, Sindang, Sindangwangi, Leuwimunding, Kasokandel dan Panyingkiran.
Indra menjelaskan bencana tanah longsor sangat berpotensi terjadi pada saat hujan mulai turun. Karena pada saat itu, air hujan akan masuk ke dalam retakan tanah yang kering akibat musim kemarau.
"Proses longsor itu terjadi saat kemarau kan tanah itu ada retakan ya, nah masuk mulai hujan air itu masuk ke retakan tanah itu dan bisa terjadi longsor," jelasnya.
Untuk mengantisipasi terjadinya longsor menurutnya cara yang paling ampuh adalah dengan menanam pohon yang memiliki akar lebat sebagai penahan tanah ketika hujan turun.
"Nah mitigasinya ada metode penanaman pohon keras. Dibanding pakai tembok penahan tanah lebih baik pakai tanaman karena potensi berbahaya bertambah kalau pakai tembok. Kalau tanaman itu akarnya bisa masuk ke dalam tanah dan bisa menahan longsoran," ucapnya.
Meski saat ini sudah mulai turun hujan namun BPBD Majalengka belum menetapkan status siaga bencana khususnya tanah longsor.
Masih kata Indra, saat ini yang diwaspadai BPBD adalah munculnya angin puting beliung akibat peralihan dari musim kemarau ke penghujan.
"Sekarang ini peralihan nih dari kemarau ke hujan, ini juga ada potensi bencana biasanya puting beliung nih karena ada pergerakan kelembaban udara," tandasnya.
(mud/mud)