Karyawan 7 Bulan Tak Digaji, DAMRI Sebut Gegara Pandemi COVID-19

Dony Indra Ramadhan - detikNews
Kamis, 16 Sep 2021 12:05 WIB
Foto: Ilustrasi (Getty Images/iStockphoto/melimey).
Bandung -

Pihak manajemen DAMRI angkat suara terkait pegawai yang tak digaji selama tujuh bulan. Pihak manajemen bicara mengenai kondisi pandemi COVID-19 hingga penurunan pendapatan 70 persen.

"Jadi ceritanya semuanya itu kan akibat pandemi COVID-19. Bermula dari pandemi COVID-19, karena untuk mengurangi atau mencegah penularan kan gitu sehingga ada beberapa kebijakan mengurangi mobilitas orang juga angkutan umum maupun angkutan pribadi. Di antaranya dengan PSBB kemudian PPKM darurat," ucap General Manager PD Damri Cabang Bandung Ahmad Daroini saat dihubungi, Kamis (16/9/2021).

Terkait gaji, dia mengatakan permasalahan gaji tersebut bermula di Desember 2020. Sebelum akhir tahun lalu, pembayaran gaji normal.

Saat masuk Desember, sambung Daroini, pemerintah mengeluarkan pengetatan mobilitas lagi guna memutus mata rantai COVID-19. Hal itu berpengaruh pada jumlah penumpang bus.

"Itu kita praktis kalau mobil itu kan sehari kita rata-rata bisa 220 armada yang operasi kalau normal, nah karena kebijakan itu kita hanya operasi 60. Menurun drastis karena yang diangkut juga nggak ada, mobilitas orang kurang dan juga pusat kegiatan masyarakat yang sangat signifikan itu kan kayak alun-alun Kota Bandung tidak boleh digunakan, pasar baru ditutup kemudian malnya ditutup sehingga orang kan mobile ke tempat umum tadi berkurang juga," tutur dia.

Selain itu, belum dibukanya sekolah juga mempengaruhi. Menurut dia, penumpang DAMRI juga tak sedikit yang berusia pelajar.

"Lebih-lebih yang paling parah itu dengan adanya pembelajaran daring SD, SMP, dan kuliah itu. Pelanggan kita kan dari mahasiswa juga, sampai sekarang belum masuk sehingga produksi kita menurun biasanya penumpang perhari bisa 22 ribu, sekarang itu kita paling cuman 6 ribu sampai 7 ribu," kata dia.

Daroini menambahkan pihaknya sudah berusaha membayar gaji karyawan dengan cara mengangsur. Pembayaran gaji yang tidak full itu dilakukan sejak Januari.

"Habis itu masih mengangsur dan nggak bisa penuh. Tanggal 25 Januari. Lalu, saya bayar lagi tanggal 25 Februari angsuran kedua tapi masih bayar bulan Desembernya. Terus tanggal 18 Februari kita bayar lagi untuk pelunasan bulan Desember. Nah, bulan Maret kita juga masih ada penurunan pendapatan juga akhirnya bulan Maret kita baru bayar gaji bulan Januari. Itu bulan Maret awal. Habis itu bulan April tanggal 25 kita bayar lagi angsuran kedua untuk bulan Januari," ucapnya. Terus bulan April tanggal 26 kita bayar lagi untuk pelunasan bulan Januari. Jadi itu sudah mulai mundur kan. Terus Mei kita juga bayar lagi untuk angsuran bulan Februari. Terus Juni kita bayar angsuran kedua bulan Februari terus Juli kita bayar angsuran bulan Februari pelunasan. Nah, kemarin kita bayar 18 Agustus itu mengangsur bulan Maret," ujarnya.

"Jadi ceritanya itu bukan berarti selama itu nggak menerima gaji, enggak. Nah ini perkiraan Minggu ini atau Minggu depan, kebetulan kami masih ada tagihan juga ke relasi kurang lebih Rp 841 juta, tadi sudah konfirmasi. Inysa Allah nanti cair Minggu ini atau Minggu depan. Nanti kita bayar lagi. Untuk pelunasan gaji bulan Maret," kata dia menambahkan.

Sebelumnya, Karyawan Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) cabang Bandung menjerit. Pasalnya, selama tujuh bulan mereka tak menerima gaji dari perusahaan plat merah tersebut.

Karyawan DAMRI Ade Abdul Fatah Hidayat mengaku bingung untuk menyambung hidup keluarganya. Di satu sisi, ia baru menerima uang Rp 1 juta dari Maret hingga September 2021, di sisi lainnya harus membiayai kuliah anaknya yang telah masuk ke semester akhir.

"Saya mau minta tolong, bahwa karyawan DAMRI ini mau dibawa ke mana? Tolong ke Pak Menteri BUMN (Erick Tohir) dan Bapak Presiden (Jokowi), ini bukan hanya di cabang Bandung saja yang tak gajian, tapi di cabang-cabang DAMRI yang lainnya," ujar Ade saat ditemui di Bandung, Rabu (15/9/2021) sore.




(dir/mso)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork