Gedung Geo Theater yang digadang-gadang bakal jadi pusat pertunjukan seni di Jawa Barat, kini tampak tidak berdenyut lagi. Bangunannya porak poranda sejak diterjang angin puting beliung Desember 2020 lalu.
Gedung yang berada di dataran tinggi Desa Sukamaju, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang itu kini seperti tidak bertuan. Halamannya sudah dipenuhi tumbuhan liar.
Berdasarkan situs resmi pemkab Sumedang, sumedangkan.go.id, gedung Geo Theater dengan seluruh fasilitas umum dan fasilitas sosialnya itu, jika dirampungkan akan menelan anggaran Rp 25 miliar. Anggaran pembangunannya sendiri bersumber dari dana bantuan APBD Pemprov Jabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembangunan gedung tersebut sempat terhenti akibat adanya pandemi Covid-19. Rencananya sendiri, gedung Geo Theater akan rampung di tahun 2022 seiring dengan selesainya pembangunan tol Cisumdawu.
Gedung Geo Theater didesain menyerupai gedung aula timur dan barat Institut Teknologi Bandung (ITB), terutama pada bagian atapnya yang dikenal dengan sebutan cagak gunting. Desain tersebut menjadi ciri khas bagi rumah adat Sunda dengan bentuk Julang Ngapak.
Bangunan yang didesain oleh Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil itu, kini dibiarkan terkulai sendiri di atas lahan perbukitan seluas 11,6 Hektare (Ha). Atapnya jatuh terpuruk menyentuh tanah.
Tanpa garis polisi dan penjagaan, bangunan itu kini dibiarkan begitu saja. Selain membahayakan warga, juga rentan dari aksi pencurian melihat bahan bangunannya yang masih tampak baru.
Umah (56) warga setempat mengingat kejadian tahun lalu. Meski tidak menyaksikannya secara langsung namun ia ingat saat itu kondisi angin memang sedang bertiup kencang.
"Setiap bulan Desember, kondisi angin memang selalu bertiup kencang kalau di sini," ucapnya kepada detikcom, Jumat (10/9/2021).
Sore sebelum kejadian, dia yang juga berjualan di dekat Gedung Geo Theater masih menyaksikan banyak orang yang bermain di sekitaran gedung. Maklum gedung Geo Theater menjadi destinasi wisata baru bagi warga setempat dan sekitarnya.
"Dulu setiap sore banyak orang yang berfoto-foto di gedung Theater ini, gedung inikan terlihat mencolok kalau dilihat dari kampung-kampung sebelah," terang dia.
Ia pun tidak menyangka jika gedung yang terlihat kokoh itu akan roboh oleh terjangan angin. Kabar itu, baru diketahuinya malam hari setelah dirinya beres berjualan.
Selain gedung Geo Theater, atap warung miliknya pun ikut rusak akibat terjangan angin puting beliung saat itu.
"Kejadiannya malam-malam, kalau sore ibu sudah pulang ke rumah, nah saat itu warga ada yang ngasih tahu bahwa gedung Theater roboh di terjang angin," terangnya.
Pasca robohnya gedung Geo Theater, kondisi di kawasan tersebut kembali sepi. Terlebih dengan kondisi akses jalan yang belum diperbaiki.
"Sekarang jadi kaya dulu lagi pas ibu awal mula dagang disini," ujarnya yang telah berdagang sebelum Geo Theater ada.
Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Gungun Ahmad Nugraha mengatakan pembangunan gedung Geo Theater akan dilanjutkan tahun ini.
"Insya Allah sekarang sedang proses lelang dan dikerjakan tahun ini," ujarnya secara singkat saat dihubungi detikcom, Jumat 10/9/2021.
(mud/mud)