Sejumlah berita menyita perhatian pembaca Jabar Banten hari ini. Mulai dari harta Ridwan Kamil bertambah Rp 6,6 miliar dalam setahun hingga Bupati Karawang Cellica digugat warga Cikampek.
Suami di Garut Bunuh Istri
Mimin (25) tewas di tangan suaminya, inisial An (28). Pelaku bertindak sadis menghabisi korban.
An membunuh Mimin di rumahnya, Kampung Cibingbin, Kecamatan Selaawi, Rabu (8/9) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama korban dibenturkan ke tembok hingga mengalami luka," kata Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono, Kamis (9/9/2021).
Tak hanya dibenturkan ke tembok dan dipukul, Mimin juga ditusuk pelaku menggunakan gunting.
Korban luka di tusuk di pipi, punggung dan purut. Peristiwa horor tersebut diketahui tetangga korban.
"Karena panik, pelaku mencoba bunuh diri," kata Wirdhanto.
Saat ini pelaku dirujuk ke RSHasanSadikin Bandung karena mengalami luka serius di bagian leher. Sementara korban menjalani autopsi di RS dr.Slamet Garut.
Simak Video: Ridwan Kamil Ungkap Problem Utama Vaksinasi Corona di Jabar
Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Dibunuh Orang Dekat?
Sudah tiga pekan pelaku pembunuhan sadis ibu dan anak di Subang belum juga terungkap. Polisi juga belum menyimpulkan siapa pelaku pembunuhan itu.
"Sejauh ini, kita tunggu aja ya dari penyidik, nanti dalam waktu dekat Insya Allah akan kita ungkap semuanya terutama yang melakukan kejahatan," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Kamis (9/9/2021).
Erdi menjelaskan kasus ini masih dalam penyelidikan Satuan Reserse Kriminal Polres Subang. Saat ini, penyidik tengah mengembangkan hasil dari laboratorium forensik (labfor) yang sudah didapat.
"Hasil laboratorium forensik sudah diterima oleh penyidik, nah saat ini sedang dilakukan pengembangan analisis," katanya.
Untuk saksi, kata Erdi, pihaknya juga masih memanggil saksi-saksi untuk diperiksa. Bahkan ada saksi yang sudah diperiksa kembali dipanggil.
"Penyidik dari Polres Subang itu akan memanggil beberapa saksi tapi tidak semua dari saksi yang terdahulu itu terkait dari hasil pengembangan laboratorium forensik serta data yang mendukung untuk dipanggil atau diminta keterangan dari beberapa saksi," tuturnya.
"Total masih 23 saksi cuman untuk yang sekarang ini kita ada pengerucutan, beberapa saksi yang akan kita mintai keterangan dan memang beberapa hari yang lalu dan mungkin ada beberapa lagi yang terkait dengan hasil pengembangan yang didapat dari hasil laboratorium forensik," kata Erdi menambahkan.
Disinggung kemungkinan orang terdekat pelaku pembunuhan itu, Erdi enggan menerka-nerka. Sejauh ini pihaknya masih melakukan pendalaman.
"Ini belum kita bisa sampaikan ya, ini masih didalami dan dikembangkan oleh penyidik, mohon doanya saja," ucapnya.
Sebelumnya, Warga Kabupaten Subang digegerkan dengan temuan mayat ibu dan anak bersimbah darah di dalam bagasi mobil. Polisi memastikan mayat tersebut merupakan korban pembunuhan.
Dua jasad ibu dan anak itu ditemukan di bagasi mobil jenisAlphard di DusunCiseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang pada Rabu (18/8). Identitas keduanya diketahui merupakanTuti (55) dan anaknya AmeliaMustika Ratu (23).
Harta RK Naik Rp 6,6 M dalam Setahun
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merupakan salah satu pejabat yang nilai hartanya naik pada periode 2019-2020. Dokumen Laporan Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tercatat, kekayaan pria yang akrab disapa Kang Emil itu bertambah Rp 6,6 miliar.
Ditemui di Gedung DPRD Jabar, Kamis (9/9/2021) petang, Kang Emil mengatakan kenaikan kekayaan di LHKPN itu jangan langsung ditafsirkan dengan adanya penyelewengan. Menurutnya kenaikan itu terjadi karena laba usaha dan bertambahnya nilai aset berupa tanah dan bangunan yang dimilikinya.
"Jadi jangan dicurigai kalau harta meningkat, pertama saya itu sebelum jadi walikota dan gubernur saya punya usaha. Usahanya sangat menyejahterakan dibanding sekarang," ujar Kang Emil.
Pada LHKPN tahun 2019, 13 tanah dan bangunan milik Kang Emil dihargai Rp 13.459.192.000. Nilai tersebut kemudian naik pesat ke harga Rp 18.449.622.015 pada tahun 2020.
Sehingga ada kenaikan jumlah harta sebanyak 4.990.430.015 atau 37.08% dari tanah atau bangunan yang dimiliki Kang Emil. Kenaikan harta kedua terbanyak yang dimiliki Kang Emil adalah kas dan setara kas.
Pada tahun 2019 kas dan setara kas yang dimilikinya sebanyak Rp 3.080.625.342, angka itu bertambah hingga mencapai Rp 4.117.115.214 atau kenaikan sebanyak kurang lebih Rp 1 miliar. Totalnya ada kenaikan harta Kang Emil sebesar Rp 6,6 miliar.
"Ada bangunan-bangunan yang sifatnya disewakan dan appraisal lahan naik bertahun-tahun, itulah dasar kenaikan harta kami. Saya kan dulunya pengusaha yang penting mah wajar saja. Itu datang dari usaha dan tanah yang kami sewakan dan hasilnya memang besar, termasuk usaha dulu yang saya masih punya saham," tutur Kang Emil.
"Kan KPK sudah menyampaikan bahwa kenaikan itu jangan diartikan ada korupsi atau apa," ujarRidwan Kamil.
Warga Cikampek Gugat Bupati Karawang
Banjir yang melanda kawasan Cikampek, Kabupaten Karawang berujung di meja hijau. Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dan juga Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum digugat warga terdampak banjir ke pengadilan.
Gugatan perbuatan melawan hukum (PMH) itu dilakukan 34 warga menyusul banjir yang terjadi awal tahun 2021 lalu. BBWS Citarum dan Cellica dianggap tak melakukan pengawasan aliran sungai hingga menyebabkan terjadinya banjir.
Gugatan tersebut sudah masuk ke persidangan. Sidang pertama dengan agenda pemeriksaan berkas administrasi sudah digelar di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung pada Kamis (9/9/2021).
"Jalan hukum yang ditempuh melalui class action ini merupakan hak setiap warga negara. Bahwa perbuatan tergugat tersebut merupakan perbuatan melawan hukum," ujar tim advokasi hukum warga Fajar Saktiawan Nugraha usai persidangan.
Fajar menuturkan banjir yang terjadi di Karawang pada Februari 2021 tersebut diduga bukan hanya karena adanya cuaca ekstrem. Menurut dia, diduga banjir tersebut akibat dari luapan sungai Cikaranggelam.
Akibat hal itu, sejumlah daerah di kawasan Cikampek banjir. Banjir terparah terjadi di Desa Dawuan Tengah, Dawuan Barat, Cikampek Timur dan Cikampek Selatan.
"Semuanya diakibatkan dari luapan Cikaranggelam bukan karena cuaca ekstrem namun karena kelalaian dalam hal menjalankan fungsinya yaitu menyelenggarakan pemantauan dan pengawasan penggunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai khususnya bagian hilir yaitu siphon Cikaranggelam," tutur Fajar.
Fajar mengatakan dugaan penyebab itu bukan tanpa alasan. Dia mengatakan tim-nya sudah melakukan kajian dari mulai Situ Kamojing, aliran Sungai Cikaranggelam, saluran pembuangan Ciparage dan saluran pembuangan Karang Tengah.
"Dengan hasil kerusakan lingkungan, pengendapan di dasar aliran air, alih fungsi sepadan sungai dan bahkan penyalahgunaan kawasan Situ Kamojing yang seharusnya dipakai untuk penampungan air malah sebagian digunakan untuk bercocok tanam," tuturnya.
Selain mengajukan gugatan PMH, warga juga mengajukan gugatan ganti rugi atas kerusakan barang dan bangunan. Nilai ganti rugi yang digugat sebesar Rp 10 juta per kepala dengan total keseluruhan Rp 213 juta. Sedangkan gugatan immateril untuk 34 keluarga totalnya Rp 3,4 miliar.
Menurut Fajar awalnya pihaknya tidak ingin langsung menggugat. Pihaknya ingin melakukan audiensi.
"Sejak Maret kitamasukin surat sudah tiga kali ke Bupati danDPRD, namun tidak ada tanggapan. Sehingga pada 23 Agustus kita masukan gugatanPMH ke pengadilan," kata dia.
Belasan Warga Sukabumi dan Cianjur Hilang di Perairan Maluku
Kapal motor KM Hentri terbakar di perairan Maluku Tenggara pada Jumat (3/9) lalu. Hingga saat ini dikabarkan ada 18 warga asal Sukabumi dan Cianjur yang bekerja sebagai nelayan turut hilang dan belum diketahui nasibnya.
informasi yang telah dikonfirmasi detikcom, 18 warga asal Sukabumi-Cianjur itu bukanlah nelayan yang mencari ikan di perairan lokal. Mereka diketahui melaut di Muara Angke untuk kemudian berangkat ke perairan Maluku Tenggara.
Berikut kronologi kejadian tersebut:
15 Agustus-18 Agustus 2021
Para nelayan itu diketahui berangkat ke Muara Angke tanggal 15 Agustus dan 18 Agustus dan mulai berangkat ke perairan Merauke menggunakan Kapal Motor Hentri GT 195. Total terdapat 32 nelayan dalam kapal tersebut.
"Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Muara Angke Jakarta hendak menuju Merauke Provinsi Papua," kata Humas Basarnas Ambon Rizky Budianto melalui sambungan telepon dengan detikcom, Kamis (9/9/2021).
3 September
KM Hentri mengalami kecelakaan, api membakar seluruh badan kapal. Menurut Basarnas kebakaran dipicu gelombang tinggi yang terjadi di sekitar perairan Maluku Tenggara. Saat itu, 30 orang ABK meloncat ke laut sementara dua lainnya terjebak dan diduga terbakar.
"Selama berlayar, sesampainya di perairan Kepulauan Tanimbar sekitar 50 mil antara perairan Kepulauan Tanimbar dan Pulau Tanimbar (Kabupaten Maluku Tenggara), kapal diterjang gelombang setinggi tiga meter sehingga mengalami guncangan hebat. Muncul asap hitam tebal dan kobaran api dari dalam kapal sekitar pukul 05.00 WIT tanggal 3 September 2021," kata Rizky.
Saat itu kapal Hentri terbakar hebat. Para ABK berusaha menyelamatkan diri dengan cara melompat ke laut.
6 September
Dalam kejadian ini, menurut informasi yang diterima Basarnas Ambon, dua orang tewas terjebak di dalam kapal, lima orang selamat, dan 25 orang lainnya dinyatakan hilang.
"Pada tanggal 6 September sekitar pukul 13.00 WIT, 5 orang ABK berhasil ditemukan oleh Kapal Motor Pencari Telur Ikan yang berasal dari Pulau Tanimbar (Kab Maluku tenggara) dalam keadaan selamat. Mereka dievakuasi ke Desa Mun Pulau Tanimbar Kei guna mendapatkan perawatan. Menurut keterangan dari salah satu korban selamat, 30 orang melompat ke dalam air dan berenang menjauhi kapal, namun karena tinggi gelombang sebagian dari mereka terpisah dan hilang," ujar Rizky.
8 September
Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon baru menerima informasi soal kecelakaan tersebut. Mereka kemudian melakukan upaya koordinasi dengan sejumlah pihak untuk memastikan kondisi para korban berikut manifest penumpang kapal tersebut.
Pukul 12.30 WIT, Basarnas Ambon melakukan Koordinasi dengan SROP Ambon untuk bantuan MAPEL informasi kecelakaan kapal Hentri ke kapal yang melintasi perairan Kepulauan Tanimbar dan Pulau Tanimbar (Kab Maluku Tenggara).
Pukul 12.35 WIT, Basarnas Ambon melakukan Koordinasi dengan Pos SAR Tual perihal cuaca ekstrem yang saat ini terjadi di Perairan Maluku Tenggara dan sekitarnya. Pukul 12.38 WIT, Basarnas Ambon berkoordinasi dengan Lantamal IX Ambon dan Guspurla Ambon terkait pengarahan KRI LAYARAN yang sementara sedang melaksanakan Patroli di Perairan Kepulauan Aru.
Pukul 12.44 WIT, Basarnas Ambon berkoordinasi dengan Lanal Tual terkait posisi terakhir dari KRI Layaran yang saat ini berada di wilayah bagian timur Kepulauan Aru. Pukul 14.50 WIT, Koordinator Pos SAR Tual berkoordinasi dengan Dandim 1503 Tual terkait upaya pengerahan unsur masyarakat dalam aksi SAR.
Pukul 18.00 WIT, Basarnas Ambon berkoordinasi dengan Pos SAR Tual terkait kondisi Perairan yang ekstrem di Perairan Kep Tanimbar dan Pulau Tanimbar (Kab Maluku Tenggara), sehingga belum memungkinkan untuk pergerakan Unsur Potensi SAR.
9 September
Menurut Rizky hingga saat ini tim pencarian dan pertolongan masih terhambat tingginya gelombang di perairan Maluku Tenggara. Tim SAR melibatkan sejumlah potensi yang ada untuk mencari para korban.
"Informasi yang kami terima hingga saat ini situasi gelombang di perairan tempat kejadian dan sekitarnya masih tinggi. Kabar dari BMKG tinggi gelombang mencapai 3 hingga 4 meter. Meski begitu upaya-upaya akan tetap dilakukan melibatkan Basarnas (Pos SAR Tual), Lantamal IX Ambon, Guspurla Ambon dan Lanal Tual," tutur Rizky.