RSUD Sumedang telah memiliki laboratorium pemeriksaan sample polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 bernama Simpati. Laboratorium tersebut sebagai langkah dalam mempercepat penanganan Covid-19 melalui testing, tracing dan treatment (3T).
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan pembangunan laboratorium PCR sebagai upaya Pemda Sumedang dalam menangani Covid-19 selain melalui program vaksinasi. Adanya laboratorium PCR diharapkan dapat mempercepat penanganan Covid-19 melalui testing secara masif.
"Sebelumnya jumlahnya terbatas, kini dalam sehari bisa 212 sample spesimen, jadi bisa testing secara masif dan hasilnya pun cepat keluar," ungkap Dony seusai meresmikan laboratorium tersebut di RSUD Sumedang, Kamis (9/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dony menjelaskan keberadaan laboratorium PCR Simpati ini penting agar penanganan kepada warga yang terpapar Covid-19 bisa secepatnya dapat ditanggulangi.
"Jadi yang terpapar Covid-19 bisa segera diketahui, penanganannya pun jelas apakah isolasi mandiri tau terpusat, kalau gejalanya berat bisa ditangani di rumah sakit," terang Dony.
Dengan keberadaan Laboratorium PCR Simpati ini, Dony berharap status Kabupaten Sumedang bisa secepatnya berubah menjadi zona hijau dimana saat ini statusnya berada di zona kuning.
"Kita saat ini ada di zona kuning resiko rendah dengan PPKM Level 3, karena termasuk dalam aglomerasi Bandung Raya, mudah-mudahan kita bisa menjadi zoma hijau," ungkap Dony.
Selain meresmikan Laboratorium PCR, Bupati juga sekaligus meresmikan sebuah tabung oksigen dengan kapasitas 11 ton.
Dony mengungkapkan pembangunan tabung oksigen 11 ton sebagai upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya dalam memenuhi kebutuhan oksigen di tengah pandemi Covid-19.
"Ini sebagai ikhtiar kami untuk mengatasi kelangkaan oksigen yang sebelum-sebelumnya pernah dirasakan oleh negara kita tidak hanya di Sumedang, tapi Sumedang langsung membuat kebijakan membangun tabung oksigen 11 ton," ungkap Dony.
Dony menjelaskan tabung oksigen yang telah dibangun dilengkapi dengan sebuah sistem aplikasi telemetrix. Sistem aplikasi itu berfungsi untuk mengontrol ketersediaan oksigen di RSUD Sumedang.
"Jadi pasokan oksigen bisa terkontrol terus sehingga jika mau habis pun datanya bisa langsung tersampaikan kepada pemasok oksigen," terang Dony.
Terpisah, Dirut RSUD Sumedang Aceng Solehudin menilai tabung oksigen yang baru dibangun itu sangat efisien lantaran tidak menggunakan pasokan listrik. Selain RSUD, pemanfaatannya pun dapat dimanfaatkan oleh setiap Puskesmas yang ada di Sumedang.
"Ketika Puskesmas membutuhkan pasokan oksigen maka bisa melakukan pengisian di rumah sakit ke depannya," ungkapnya.
Aceng berharap dengan adanya tabung oksigen 11 ton tersebut dapat memenuhi kebutuhan oksigen di Kabupaten Sumedang, khususnya di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
"Jadi kalau kapasitas oksigen sudah mencapai 2,5 atau tinggal 3 ton maka ada kontak dari pemasok untuk melakukan pengisian oksigen, semoga kebutuhan oksigen ke depan dapat terpenuhi," pungkasnya.
(mud/mud)