Pembangunan Jalur Alternatif Puncak II belum jelas kelanjutannya. Pemerintah Kabupaten Cianjur dan Pemprov Jabar saat ini masih menunggu kabar dari pemerintah pusat. Akibatnya arus kendaraan masih terpusat di Jalur Puncak I dan mengakibatkan kepadatan setiap akhir pekan.
Sekdar diketahui, Jalur Puncak II menjadi alternatif untuk mengatasi kemacetan di kawasan Puncak. Panjang ruas jalan tersebut terbagi dua, yakni masuk wilayah Bogor sepanjang 42 kilometer sedangkan panjang ruas jalan yang masuk Cianjur mencapai 11 kilometer.
Bupati Cianjur Herman Suherman mengaku belum mengetahui kapan Jalur Puncak II akan segera dibangun. Sebab jalur utama dibangun oleh pemerintah pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak tahu kapan, untuk yang ruas utamanya kan oleh pemerintah pusat. Beberapa kali tertunda. Apalagi sekarang kondisi pandemi COVID-19, jadi kemungkinan tidak akan terealisasi dalam waktu dekat," ujar Herman, Rabu (8/9/2021).
Namun Herman mengaku untuk tahun ini Pemkab sudah menganggarkan sebesar RP 6 miliar untuk pembangunan existing Jalur Puncak II, yakni dari Jalan Ciseureuh hingga Arca (pintu masuk Jalur Puncak II).
"Sudah kita anggarkan dan sedang dilakukan pembangunan untuk existingnnya," kata dia.
Herman berharap Jalur Puncak II bisa segera dibangun untuk mengatasi kemacetan di Jalur Puncak I. Meskipun untuk mengurai kemacetan atau mencegah kepadatan arus kendaraan, kepolisian telah menerapkan rekayasa lalulintas, dari buka-tutup hingga ganjil genap.
"Meskipun rekayasa lalu lintas sudah bisa mengurangi dampak kemacetan, tapi jika ada Jalur Puncak II, tentunya akan ada alternatif utama bagi warga luar kota ke Cianjur," tuturnya.
Senada Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul mengatakan solusi terbaik untuk kemacetan di Jalur Puncak ialah pembangunan Jalur Puncak II.
"Untuk saat ini berbagai rekayasa lallintas yang diterapkan sudah jadi solusi, tapi solusi terbaik ialah adanya Jalur Puncak II. Tapi kembali untuk pembangunannya itu oleh pemerintah pusat, kita hanya menyediakan Penloknya," ujarnya.
(mso/mso)