Pegiat Lingkungan Nilai Penataan Puncak Sempur Karawang Rawan Longsor

Pegiat Lingkungan Nilai Penataan Puncak Sempur Karawang Rawan Longsor

Yuda Febrian Silitonga - detikNews
Selasa, 07 Sep 2021 16:27 WIB
Penataan Puncak Sepur Karawang rawan terjadi longsor
Penataan Puncak Sepur Karawang rawan terjadi longsor (Foto: Yuda Febrian)
Karawang -

Penataan destinasi wisata Puncak Sempur yang berada di kawasan pegunungan Sanggabuana, Karawang bagian selatan, dinilai pegiat lingkungan memiliki potensi bencana.

Peneliti kebencanaan di Karawang, Willy Firdaus menilai penataan Puncak Sempur yang saat ini dilakukan, memiliki potensi bencana akibat berbagai faktor mitigasi yang tidak diterapkan.

"Saya melihat penataannya, berpotensi adanya longsoran, yang cukup tinggi, karena lereng dikikis begitu curam, hingga menghilangkan vegetasi penguat yang berfungsi menguatkan tanah agar tidak bergeser. Ditambah lagi, jika kemudian intensitas curah hujan tinggi, potensi banjirnya juga tinggi, terutama banjir bandang," kata Willy, seorang lulusan magister kebencanaan UPN Veteran Yogyakarta yang juga pemerhati lingkungan di Karawang, saat diwawancarai, Selasa (7/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakannya, di wilayah Karawang bagian selatan, tepatnya di kawasan pegunungan Sanggabuana, sering terjadi bencana setiap tahunnya, khususnya soal daur hidrologi.

"Dari rekam jejak kebencanaan di Karawang bagian selatan, hasil perhitungan saya di muara sungai Cigentis itu banjirnya sampai 3,2 meter di bulan Februari 2021 lalu, dan untuk sungai Cicahem 4,2 meter. Jadi dari seretetan kejadian kebencanaan, seharusnya, penataan lahan sedemikian rupa di Puncak Sempur, itu harus kita hitung lagi kira-kira peningkatan risiko bencananya sampai mana, karena di bawah Puncak Sempur itu, di bagian lerengan ada sungai yang bermuara di Cigentis. Bisa saja di tahun 2022 dengan curah hujan yang sama, banjir bisa lebih tinggi karena daya resapnya sudah menurun," terangnya.

ADVERTISEMENT

Willy juga mengatakan, proses penataan lahan harus perlu analisa mendalam, dengan menghitung dampak yang ditimbulkan.

"Tidak ada yang salah dengan menata, namun juga perlu sadar akan kawasan yang ditata, apalagi ini berada di atas, atau puncak, yang perlu ada kajian mendalam soal dampak yang nanti ditimbulkan, secara sederhananya, air akan turun ke daerah landai, dan tentunya membawa material lumpur, dan bayangkan kalau diclerengan yang tengah ditata tidak ada penahanan vegetasinya, kemudian ditimpa oleh intensitas hujan yang tinggi," terangnya.

Soal kepemilikan lahannya, ia tidak mempermasalahkannya, namun dijelaskannya, harus sesuai aturan yang berlaku.

"Mau itu milik pribadi, atau instansi, itu tidak masalah selama mengikuti prosedur yang diatur oleh undang-undang, tinggal aturannya dipenuhi. Izin bangunannya, izin lingkungannya, UKL-UPL-nya, ini harus disegerakan. Apalagi di dalam UKL-UPL ada kajian perhitungan risiko bencana," ungkapnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Saepul Riki selaku penanggungjawab penataan Puncak Sempur mengatakan lahan yang tengah digarap itu merupakan lahan pribadi seluas 21.000 meter persegi, sesuai tata ruang Karawang, pihaknya akan menata Puncak Sempur ini menjadi kawasan wisata terpadu.

"Lahan yang digarap itu milik pribadi, dengan luasan 21.000 meter persegi, dan sesuai tata ruang Karawang sekitar Puncak Sempur adalah peternakan, pertanian, perkebunan, dan pariwisata, jadi penataan Puncak Sempur itu secara terpadu untuk perkebunan induk kopi, sesuai izin yang kami punya," kata pria yang sering disapa Haji Riki ini saat diwawancarai melalui aplikasi WhatsApp.

Terkait proses penataannya, ia mengakui telah sesuai dengan memperhitungkan risiko bencana yang akan muncul.

"Kontur tanah awal itu begitu terjal, makanya kita tata dengan cara dibuat terasering atau diundak-undak, untuk mencegah erosi dan laju air terarah, selanjutnya kita buat dinding penahan tanah, dan crosing saluran, dan ditanami pohon, seperti pohon sempur, pinus, cemara, duren, petey, jengkol, akar wangi, damar dan aracis pintoy yang fungsinya untuk antisipasi erosi, karena sebelum penataan itu hanya ditumbuhi pohom pisang, turubuk, juga ilalang, dan kita tebang, sementara untuk pohon besarnya kita biarkan," tuturnya.

Terkait rencana akan dibuat menjadi wisata Glamping Glamour, ia mengakui hal tersebut merupakan wacana, karena izin, dan permodalannya masih belum tuntas.

"Terkait glamping itu baru wacana, itu memang akan kami laksanakan kalau izin, dan modalnya sudah siap, dan saat ini pun kami telah mengirimkan surat ke dinas terkait untuk meminta pengawasan dari segi penataannya," tandasnya.

Dari informasi website Pemkab Karawang, Puncak Sempur merupakan destinasi wisata alam yang masuk ke dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) dalam kategori dataran tinggi terpopuler, dengan ketinggian kurang lebih 650 meter di atas permukaan laut (MDPL).

Wisata yang terletak di perbukitan Gunung Sanggabuana yang tepatnya berada di daerah Loji, Desa Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang menjadi salah satu destinasi pilihan warga Karawang.

(mud/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads