Pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di Kabupaten Bandung mulai digelar. Kapasitas siswa saat PTMT akan dilakukan bertahap dari mulai 25-50 persen total siswa.
Seperti pantauan detikcom di SMPN 1 Soreang, sejumlah siswa telah duduk manis di bangku yang tidak ditandai label 'X'. Dengan menggunakan masker dan faceshield, siswa memperhatikan guru yang sedang mengajar. Tidak luput juga, sebotol handsanitizer disimpan di atas meja siswa.
Bupati Bandung Dadang Supriatna menyebtukan pelaksanaan PTMT di hari pertama ini telah berjalan lancar. Meski demikian, ia melihat masih ada beberapa kekurangan yang mesti diperbaiki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang saya lihat di SD, tentu ini harus ditertibkan, pengen saya, mejanya masing masing tidak satu meja panjang untuk satu. Ini lebih baik. Jadi terkendali. Tapi mungkin kan SD ini mejanya lama. Kita akan pikirkan secara bertahap kebijakannya seperti apa," ujar Dadang usai memantau sejumlah sekolah di Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (6/8/2021).
Menurutnya, banyak siswa yang antusias dengan PTMT yang mulai diberlakukan. Bahkan, dirinya sempat melihat ada anak SD kelas 1 yang berkaca-kaca ketika akan masuk sekolah.
"Saya melihat antusias siswa, kalau lihat anak SD, meraka seperti pengen menangis, kenapa, karena mereka itu syok, kaya kaget," ujar Dadang.
Dadang pun mengecek kesiapan sekolah dan siswa dari segi penerapan protokol kesehatan. Semua siswa dan guru nampak menggunakan masker dan faceshield. Sejumlah sabun dan tempat cuci tangan disediakan dan tersimpan di dekat kelas.
Meski demikian, Dadang meminta, agar semua guru menjadi teladan dalam penerapan protokol kesehatan. Dengan begitu, ia yakin siswa akan menuruti gurunya dan mencegah penularan COVID-19.
"Pola sehat ini yang harus dibangun dari diri kita sendiri. Salah satu sasarannya di antaranya adalah anak anak siswa. Saya optimislah dengan dididik guru gurunya (prokes) maka siswa juga akan mencontoh," ujarnya.
Bukan hanya itu, dirinya pun meminta agar siswa tidak berkeluyuran usai selesai sekolah. Dirinya melihat, perlu ada petugas yang memantau kepulangan siswa agar tidak ada yang pergi nongkrong atau main ke rumah temannya.
"Kemudian, tolong sepulang sekolah jangan dulu main ke rumah teman. Lebih baik pulang langsung ke rumah," tegas Dadang.
"Jadi tetap harus ada pemntauan dari eksternal juga, setelah selesai sekolah nih. Harus ada yang ditugaskan nih dari komite sekolah atau seperti apa," ujarnya.
Simak juga video 'Sejumlah Negara Mulai Menggelar Sekolah Tatap Muka':