Kuningan -
Ketua DPRD Kabupaten Kuningan Nuzul Rachdy kembali membuat heboh masyarakat menyusul beredarnya tangkapan layar pesan WhatsApp. Isi pesannya terkait batalnya kunjungan Presiden Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah di Kuningan.
Dalam pesan tersebut, sang pengirim pesan diduga Nuzul menyatakan telah berhasil menggagalkan kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah. Dia juga menyampaikan secara diam-diam berkomunikasi dengan staf Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
"Atas perjuangan kita akhirnya kunjungan Presiden Jokowi BATAL berkunjung ke Pondok Pesantren HUSNUL KHOTIMAH dan kunjungannya dialihkan ke Pondok Pesantren MIFTAHUL JANAH Ciloa yang bermazhab sama dengan kita AHLI SUNAH WALJANAH. Takbir," tulis isi pesan yang diduga milik Nuzul itu sebagaimana dilihat detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah secara diam-diam dua hari ini saya berkomunikasi terus dengan stafnya Gus Yaqut (Kementerian Agama)," katanya.
detikcom sudah mencoba menghubungi Nuzul untuk konfirmasi hal tersebut lewat sambungan telepon, Minggu (5/9). Namun, Nuzul belum merespons.
Beredarnya pesan itu sontak memancing emosi banyak orang karena dianggap bisa menimbulkan fitnah dan perpecahan antarumat muslim di Kuningan. Bahkan, salah seorang warga bernama Atang, sempat terlibat cekcok dengan Nuzul Rachdy gegara isi pesan tersebut.
Cekcok antara Atang dengan Nuzul terjadi pada Jumat (3/9). Saat itu Atang mendatangi gedung DPRD Kuningan untuk menanyakan maksud Nuzul Rachdy mengirim pesan yang dianggap telah menyudutkan Ponpes Husnul Khotimah. "Kenapa saya harus mengklarifikasi? Karena ini sudah menyebar dan sangat mengancam kondusifitas di Kuningan yang sangat sensitif dengan masalah sara. Jadi kedatangan saya secara baik-baik adalah untuk mengklarifikasi," kata Atang saat dikonfirmasi.
Simak juga 'Jokowi Resmikan Bendungan Kuningan, Kang Emil: Hidupi Petani Lebih Banyak':
[Gambas:Video 20detik]
Atang menjelaskan dirinya pertama kali mendapat tangkapan layar Nuzul Rachdy pada Kamis 2 September 2021. Pada saat itu juga banyak pihak yang mempertanyakan batalnya kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah.
"Dapat informasi soal chat itu berawal dari batalnya kunjungan Presiden itu, masyarakat bertanya-tanya apa sebabnya. Lalu hari Kamis itu ramai di grup beredar screenshot chat begitu, siapa yang screenshot maupun itu di grup mana saya juga tidak tahu," ujarnya.
Pihak Ponpes Husnul Khotimah buka suara terkait batalnya kunjungan Jokowi dan beredarnya tangkapan layar pesan WhatsApp yang diduga dikirim oleh Nuzul Rachdy. Achidin Noor, pembina Yayasan Ponpes Husnul Khotimah, mengatakan pihaknya merasa kena prank atas batalnya kunjungan Jokowi ke Ponpes Husnul Khotimah.
"Saya mah kena prank, Husnul di-prank," kata Achidin saat dikonfirmasi detikcom melalui sambungan telepon.
Achidin sendiri menduga ada kemungkinan batalnya kunjungan Jokowi ada kaitannya dengan isi pesan Nuzul Rachdy yang beredar luas itu. Kata dia, secara tidak langsung Nuzul juga mengakui telah mengirim pesan tersebut saat terlibat cekcok dengan warga.
"Kemudian beredar chat Nuzul Rachdy itu. Setelah muncul chat ini, saya berpikir benar berarti, Nuzul sebagai ketua DPRD dan pengurus partai bisa saja lapor ke pusat, 10 menit selesai itu, apalagi ditambah kontak-kontak ke Gus Yaqut," tutur Achidin.
"Diduga iya karena dia (Nuzul) ketika cekcok bilang itu chat saya di antara anggota kami, kan berarti benar diduga kuat dia yang kirim chat itu," ucap Achidin menambahkan.
Bukan kali ini saja Nuzul Rachdy terlibat masalah dengan Ponpes Husnul Khotimah. Sebelumnya, Nuzul juga tersandung masalah, saat itu ucapan Nuzul Rachdy saat melakukan wawancara dengan awak media dianggap telah menyakiti hati santri.
Kala itu, tepatnya 30 September 2020, politisi PDI Perjuangan ini mengucapkan kata-kata Ponpes Husnul Khotimah pembawa limbah yang kemudian mendapat kecaman oleh banyak pihak.
"Wah ini kedua kalinya ya. Dulu masalah limbah, sekarang soal chat ini. Ini dia (Nuzul) lagi, kenapa sih dia ini," ujar Achidin.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini