Ridwan Kamil: Pelaku Mural Jangan Baper, Ayo Dialog!

Ridwan Kamil: Pelaku Mural Jangan Baper, Ayo Dialog!

Yud - detikNews
Rabu, 01 Sep 2021 15:21 WIB
Mural bernada dan bergambar kritik muncul di Kota Bandung, Jawa Barat. Salah satunya mural bertuliskan Mural is Dead.
Mural yang terpampang di kawasan Monju Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikcom)
Bandung -

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengajak para pembuat mural untuk berdialog. Tujuannya untuk merumuskan 'batas', dalam artian mana yang pantas atau tidak untuk diekspresikan di ranah publik.

Dalam akun Instagramnya, @ridwankamil, pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengunggah gambar bertuliskan 'Mural is Dead' yang diketahui terpampang di area Monumen Perjuangan, Kota Bandung.

Sama halnya dengan dunia digital, katanya, tidak semua paham mana batas kritik argumentatif dan mana itu perundungan atau hinaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang berjiwa besar bicarakan gagasan, orang berjiwa kerdil bicarakan/gosipkan orang. Seperti berlalu lintas kita pun dibatasi di lampu setopan, kebebasan ekspresi pun dibatasi, oleh nilai 'kesepakatan budaya dan kearifan lokal'," tulis Kang Emil.

"Itulah kenapa isu 'mural kritik' kelihatannya hari ini masih berada di ruang abu-abu," ujar Emil melanjutkan.

ADVERTISEMENT

Tonton juga Muralku Sayang, Muralku Dilarang

[Gambas:Video 20detik]



Menurut Emil, bila batasan itu belum disepakati perdebatan akan selalu muncul, khususnya dalam penafsiran ungkapan ekspresi yang diperbolehkan atau tidak boleh.

"Jika belum ada kesepahaman, maka tafsir boleh/tidak boleh akan selalu menyertai perjalanan dialektika 'ini kritik atau hinaan' dalam perjalanan demokrasi bangsa ini. Dalam perspektif saya, mural adalah seni ruang publik yang 'temporer'. Ada umurnya," ujarnya.

"Pelaku mural juga harus paham dan jangan baper, jika karyanya suatu hari akan hilang. Apalagi tanpa ijin pemilik tembok. Bisa pudar tersapu hujan, dihapus aparat ataupun hilang ditimpa pemural lainnya. Mari berdialog," kata Emil.

Sebelumnya, berbagai macam mural muncul di beberapa penjuru Jawa Barat. Salah satunya mural '404:Not Found' di Batuceper, Tangerang, dan foto pria dengan mata tertutup masker di Bandung.

Kedua mural tersebut memiliki kesamaan, yakni menggambarkan sosok yang mirip dengan Jokowi. Tak lama sejak ramai di media, kedua mural tersebut dihapus oleh aparat. Menyusul kemudian coretan berisi ungkapan 'Tuhan, Aku Lapar' atau 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' juga berumur pendek.

Tonton juga Muralku Sayang, Muralku Dilarang

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(yum/bbn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads